1.Dalilnya :
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda :
"Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena
iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih)
2. Dari Abdurrahman bin Auf radhiallahu 'anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut bulan Ramadhan seraya bersabda
:
"Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya
dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat
malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala, niscaya bebas dari
dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya." (HR. An-Nasa'i, katanya: yang
benar adalah dari Abu Hurairah)," Menurut Al Arna'uth dalam "Jaami'ul Ushuul",
juz 6, hlm. 441, hadits ini hasan dengan adanya nash-nash lain yang
memperkuatnya.
2. Hukumnya:
Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) hukumnya sunnah mu
'akkadah (ditekankan), dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
dan beliau anjurkan serta sarankan kepada kaum Muslimin. Juga diamalkan oleh
Khulafa' Rasyidin dan para sahabat dan tabi'in. Karena itu, seyogianya seorang
muslim senantiasa mengerjakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan dan shalat
malam pada sepuluh malam terakhir, untuk mendapatkan Lailatul Qadar
3, Keutamaannya:
Qiyamul lail (shalat malam) disyariatkan pada setiap malam
sepanjang tahun. Keutamaannya besar dan pahalanya banyak.
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya ''( Maksudnya mereka
tidak tidur di waktu biasanya orang tidur, untuk mengejakan shalat malam) ,
sedang mereka berdo'a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka
menafkahkan sebahagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. "(AsSajdah:
16).
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir
malam mereka momohon ampun (kepada Allah) . " (Adz-Dzaariyaat: 17-18).
"Dan orang-orangyang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka." (Al-Furqaan: 64).
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi(dengan mengatakan: Hadits ini
hasan shahih dan hadist ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim) dari Abdullah bin
Salam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah orang miskin
makan, sambungkan tali kekeluargaan dan shalatlah pada waktu malam ketika semua
manusia tidur, niscaya kalian masuk Surga dengan selamat. "
Juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Bilal, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah kamu mendirikan shalat malam karena itu tradisi
orang-orang shalih sebelummu. Sungguh, shalat malam mendekatkan dirimu kepada
Tuhanmu, menghapuskan kesalahan, menjaga diri dari dosa dan mengusirpenyakit
dari tubuh" (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi
menyetujuinya, 1/308),
Dalam hadits kaffarah dan derajat, Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
"Dan termasuk derajat: memberi makan, berkata baik, dan
mendirikan shalat malam ketika orang-orang tidur': dinyatakan shahih oleh
Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)" Lihat kitab Wazhaa'ifu Ramadhan, oleh Ibnu Qaasim,
hlm. 42, 43.
Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasalllam :
"Sebaik-baik shalat setelah fardhu adalah shalat malam. " (HR.
Muslim).
4, Bilangannya :
Termasuk shalat malam: witir, paling sedikit satu raka'at dan
paling banyak 11 raka'at. Boleh melakukan witir dengan satu raka'at saja,
berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
"Barangsiapa yang ingin melakukan witir dengan satu raka'at
maka lakukanlah. " HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i.
Atau witir dengan tiga raka'at, berdasarkan sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam :
"Barangsiapa yang ingin melakukan witir dengan tiga raka 'at
maka lakukanlah. " (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i)·
Hal ini boleh dilakukan dengan sekali salam, atau shalat dua
raka'at dan salam kemudian shalat raka'at ketiga.
Atau witir dengan lima raka'at, diiakukan tanpa duduk dan tidak
salam kecuali pada akhir raka'at.
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
"Barangsiapa ingin melakukan witir dengan lima raka'at maka
lakukanlah. "(HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i).
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasanya shalat malam tiga
belas raka'at, termasuk di dalamnya witir dengan lima raka 'at tanpa duduk di
salah satu raka 'atpun kecuali pada raka'at terakhir. " (Hadits Muttafaq
'Alaih).
Ketiga hadits tersebut dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban.
Atau witir dengan tujuh raka'at; dilakukan sebagaimana lima
raka'at. Berdasarkan penuturan Ummu Salamah radhiallahu 'anha :
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasanya melakukan witir
dengan tujuh dan lima raka 'at tanpa diselingi dengan salam dan ucapan. "(HR,
Ahmad, An-Nasa'i dan Ibnu Majah).
Boleh juga melakukan witir dengan sembilan, sebelas, atau tiga
belas raka'at. Dan yang afdhal adalah salam setiap dua rakaat kemudian witir
dengan satu raka'at.
Shalat malam pada bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan
keistimewaan atas shalat malam lainnya.
5. Waktunya :
Shalat malam Ramnahaan mencakup shalat pada permulaan malam dan
pada akhir malam.
6. Shalat Tarawih:
Shalat tarawih terrnasuk qiyam Ramadhan. Karena itu, hendaklah
bersungguh-sungguh dan memperhatikannya serta mengharapkan pahala dan balasannya
dari Allah. Malam Ramadhan adalah kesempatan yang terbatas bilangannya dan orang
mu'min yang berakal akan memanfaatkannya dengan baik tanpa terlewatkan.
Jangan sampai ditinggalkan shalat tarawih, agar memperoleh
pahala dan ganjarannya. Dan jangan pulang dari shalat tarawih sebelum imam
selesai darinya dan dari shalat witir, agar mendapatkan pahala shalat semalam
suntuk. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :
"Barangsiapa mendirikan shalat malam bersama imam sehingga
selesai, dicatat baginya shalat semalam suntuk. " (HR. Para penulis kitab
Sunan,dengan sanad shahih) Lihat kitab Majalisu Syahri Ramndhan, oleh Syaikh
Ibnu Utsaimin, him. 26-30.
Shalat tarawih adalah sunat, dilakukan dengan berjama'ah lebih
utama. Demikian yang masyhur dilakukan para sahabat, dan diwarisi oleh umat ini
dari mereka generasi demi generasi. Shalat ini tidak ada batasannya. Boleh
melakukan shalat 20 raka'at, 36 raka'at, 11 raka'at, atau 13 raka'at; semuanya
baik. Banyak atau sedikitnya raka'at tergantung pada panjang atau pendeknya
bacaan ayat. Dalam shalat diminta supaya khusyu', bertuma'ninah, dihayati dan
membaca dengan pelan; dan itu tidak bisa dengan cepat dan tergesa-gesa. Dan
sepertinya lebih baik apabila shalat tersebut hanya dilakukan 11 raka'at.(Yaitu
berdasarkan hadits Aisyah radiallahu'anha yang artinya : " Tiadalah Rasulullah
shalallahu 'alaihi wasallam menambah (rakaat), baik di bulan Ramadhan atau (di
bulan) lainya lebih dari sebelas rakaat". (HR. Al-Bukhari dan An-Nasa'i)

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
- Jima' (bersenggama).
- Memasukkan makanan ke dalam perut. Termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
- Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lainnya dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluamya tanpa sengaja.
- Keluamya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid, atau nifas batallah puasanya, baik pada pagi hari atau sore hari sebelum terbenam matahari.
- Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari perut melalui mulut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha,
sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha. " (HR. Ahmad,
Abu Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Dalam lafazh lain disebutkan : "Barangsiapa muntah tanpa
disengaja, maka ia tidak (wajib) mengganti puasanya)." DiriwayatRan oleh
Al-Harbi dalamGharibul Hadits (5/55/1) dari Abu Hurairah secara maudu' dan
dishahihRan oleh AI-Albani dalam silsilatul Alhadits Ash-Shahihah No. 923.
- Murtad dari Islam -semoga Allah melindungi kita darinya. Perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan. Firman Allah Ta'ala: Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. "(Al-An'aam: 88).
Tidak batal puasa orang yang melakukan sesuatu yang membatalkan
puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian pula jika tenggorokannya
kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja.
Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari,
maka hendaknya ia mandi, shalat dan berpuasa.
Kewajiban orang yang berpuasa :
Orang yang berpuasa, juga lainnya, wajib menjauhkan diri dari
perbuatan dusta, ghibah (menyebutkan kejelekan orang lain), namimah (mengadu
domba), laknat mendo'akan orang dijauhkan dari rahmat Allah) dan mencaci-maki.
Hendaklah ia menjaga telinga, mata, lidah dan perutnya dari perkataan yang
haram, penglihatan yang haram, pendengaran yang haram, makan dan minum yang
haram.
Puasa yang disunatkan :
Disunatkan puasa 6 hari pada bulan Syawwal, 3 hari pada setiap
bulan (yang afdhal yaitu tanggal 13, 14 dan 15; disebut shaumul biidh), hari
Senin dan Kamis, 9 hari pertama bulan Dzul Hijjah (lebih ditekankan tanggal 9,
yaitu hari Arafah), hari 'Asyura (tanggal 10 Muharram) ditambah sehari sebelum
atau sesudahnya untuk mengikuti jejak Nabi dan para sahabatnya yang mulia serta
menyelisihi kaum Yahudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar