Sabtu, 06 Oktober 2012

Keagungan Alloh SWT Bag.4 ( Adanya Atmosfer dan hujan )

Sobat, pernahkah kamu perhatikan apa saja yang terdapat di langit ketika kamu
melihatnya? Tentu kamu semua ingin mengetahuinya. Sekarang ayo kita amati langit tersebut!
Lapisan udara yang mengelilingi bumi dinamakan “Atmosfer”. Atmosfer memiliki tujuh lapisan.
Setiap lapisan memiliki susunan gas-gas yang berbeda, semua berada dalam keselarasan yang sempurna
antara satu dengan lainnya.

Dalam Al Qur’an Allah menyatakan bahwa Dia menyusun langit dalam tujuh lapisan. 

 dan Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa … (Surah Fushilat: 12) 


Kata “sama” yang dipakai dalam beberapa ayat Al Qur’an juga diartikan sebagai “langit”. Ia juga
dianggap mengacu pada lapisan ruang angkasa seperti halnya pada langit bumi. Jika makna digunakan
makna yang kedua, maka ayat tersebut menyatakan bahwa Atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Tentu saja,
ayat ini dapat memiliki makna lain, menariknya adalah ketika kita mempelajari langit, kita temukan
bahwa langit terdiri atas tujuh lapisan: 
- Troposphere merupakan  lapisan terdekat dengan permukaan bumi. Ketebalan lapisan ini
bervariasi tergantung pada iklim. Semakin tinggi dari permukaan maka suhunya akan semakin turun,
pada ketinggian maksimal suhunya antara -51°C (-60°F) dan -79°C (-110°F).   
- Stratosper merupakan lapisan di atas troposfer. Semakin ke atas suhupun akan meningkat. 
- Mesosfer merupakan  lapisan di atas stratosfer. Disini suhu udara turun hingga mencapai -73°C (-100°F). 
- Thermosfer  merupakan lapisan di atas Mesosphere. Suhunya meningkat dengan perlahan.
Perbedaan suhu antara malam dan siang hari lebih dari 100°C (212°F).
- Exosfer: lapisan yang dimulai dari ketinggian 500 kilometer (310 mil) diatas muka bumi.
- Ionosfer: gas dalam wilayah ini ditemukan dalam bentuk ion. Gas-gas yang terionisasi inilah yang
menjadi nama dari lapisan ini. 
- Magnetosfer:  Karena medan magnetik bumi terdapat  pada lapisan ini, maka ia dinamai
Magnetosfer. Lapisan ini, berfungsi seperti perisai  dan terletak antara 3,000 sampai 30,000 kilometer
(1,850 sampai 18,500 mil) diatas permukaan bumi.  Seperti penjelasan sebelumnya, wilayah ini, yang
melindungi bumi dari radiasi yang berasal dari antariksa, disebut Sabuk Van Allen. 
Untuk memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya Atmosfer bagi kita, ayo kita
lihat planet-planet lain. Anggaplah sekarang kita berada di Merkurius. Planet tersebut tidak memiliki
atmosfer. Bagaimanapun, Atmosfer sangat penting artinya bagi kita. Hingga sejauh ini, kita telah
menyampaikan pentingnya gas-gas dalam Atmosfer, seperti oksigen, atau sifat Atmosfer yang melindungi
bumi. Namun, ternyata bobot Atmosfer juga sangat penting bagi kehidupan manusia. 
Atmosfer terbuat dari udara yang ringan.
Hal ini tidak berarti bahwa Atmosfer tidak berbobot. Sebenarnya, lapisan-lapisan udara yang
tebalnya berkilo-kilo meter di atas kita ini sangatlah berat. 
Menurut penelitian, Atmosfer menekan setiap orang hingga berton-ton beratnya. Hal ini dinamakan
“tekanan udara”. Sekarang mungkin kamu akan bertanya, ”Terus, bagaimana bisa kita tidak terhimpit?”
Kita tidak terhimpit olehnya karena tubuh kita memiliki kekuatan untuk menahan bobot Atmosfer. Kita
tak akan berfungsi bahkan tak akan ada dalam lingkungan yang memiliki tekanan udara lebih rendah.
Itulah mengapa, tanpa tekanan ini, darah yang bersirkulasi dengan cepat dalam tubuh kita akan berusaha
menekan dengan hebat pembuluh darah kita. Tanpa keseimbangan oleh tekanan atmospheric ini,
pembuluh darah kita akan pecah karena tekanan darah yang tinggi. 
Karena itulah, manusia tidak mungkin hidup di lingkunganseperti yang terdapat di planet
Merkurius, yang tak memiliki Atmosfer. 
Planet Venus memiliki atmosfer. Karena tekanan di atas Venus 90 kali lebih besar daripada
tekanan Atmosfer bumi, maka ia tidak akan sesuai untuk kehidupan manusia. Dengan demikian, kita
mengerti bahwa tak satu pun kehidupan ada di planet Venus karena dengan tekanan udara yang besar
sekali semua makhluk hidup akan musnah.
Mari kita ingat kembali hal penting yang sudah kita ketahui:  Atmosfer sangat penting untuk
kehidupan di bumi. Atmosfer sangat banyak manfaatnya, salah satunya telah dijelaskan di atas. Coba
diingat, satu diantara adalah arti penting gas yang membentuk Atmosfer bagi kehidupan manusia. Jika
Atmosfer tidak ada, makhluk hidup tak akan dapat bernapas, sehingga tak akan ada kehidupan di atas
bumi. 
Fungsi Atmosfer yang lain adalah melindungi bumi  kita dari serangan yang berasal dari luar
angkasa, misalnya meteor. Atmosfer mencegah meteor jatuh menimpa bumi, dan menimbukan bahaya.
Atmosfer juga menghalangi radiasi berbahaya dari ruang angkasa. Dengan Atmosfer ini, hanya 7 %
radiasi berbahaya yang dapat sampai di bumi. Di sini terdapat satu hal yang layak kita perhatikan: Radiasi
yang mampu menyokong kehidupan di muka bumi hanyalah radiasi yang diterima oleh bumi. Dan
ingatlah, bahwa jarak bumi dan matahari adalah tepat, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
Sobat yang baik, dapatkah Atmosfer yang  sangat penting bagi kehidupan kita, terbentuk
dengan sendirinya secara kebetulan?
Perumpamaan berikut ini akan menunjukkan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi: pikirkanlah
sebuah kue manis yang lezat. Siapa yang memberi kue-kue ini rasa yang lezat? Tak diragukan, kue-kue
ini begitu lezat karena ibumu menambahkan  sejumlah bumbu-bumbu dalam tepung, membuat adonan
dengan tepat, dan memanggangnya pada suhu yang tepat pula. Akankah kamu percaya jika ada orang
yang mengatakan, “Kamu tak usah meminta ibumu membuat kue lezat itu, kue-kue itu dapat terbentuk
dengan sendirinya”? Tentu saja kamu mengatakan itu adalah bohong besar. Jadi, dapatkah Atmosfer yang
menyelimuti bumi ini muncul sendiri? Kita telah tahu bahwa hal ini mustahil terjadi. 
Setiap orang yang mengetahui semua ini mungkin  akan berkata seperti berikut, ketika menatap
langit, “Jika Allah tidak menciptakan Atmosfer, tak akan mungkin kita hidup di dunia. “ Atau, ia akan
berpikir sendiri, “Allah adalah kekuatan yang Agung.  Jika tuhan kita tidak menjaga bumi ini, meteor-
meteor raksasa akan menimpa bumi dan menghancurkannya.” Kamu dapat merenungkan segala informasi
yang kamu pelajari dengan cara yang sama. Yang demikian itu akan menjadi jalan untuk menunjukkan
kebesaran Allah. 
Atmosfer bumi juga dilengkapi dengan berbagai sifat yang penting untuk kehidupan. Mari kita
gambarkan struktur khusus yang dimiliki Atmosfer kita. 
Atmosfer terdiri atas 77% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% karbon dioksida, argon, dan gas-gas
lainnya. Sekarang kita cermati oksigen terlebih dahulu. 
Oksigen sangatlah penting bagi kehidupan, selama energi yang diperlukan untuk hidup didapat
melalui proses kimiawi yang melibatkan oksigen dalam jumlah tertentu. Itulah mengapa kita selalu
memerlukan oksigen, dan bernafas adalah untuk mengambil oksigen yang dibutuhkan. 
Jumlah oksigen dalam Atmosfer sangat tepat. Jika jumlahnya menjadi 22% dari yang seharusnya
yaitu 21%, satu kilatan petir saja sudah cukup untuk membakar seluruh hutan. Jika jumlahnya menjadi
25%, api yang besar akan membakar bumi, karena oksigen adalah gas yang mudah terbakar. 
Pertanyaan berikut ini barangkali ada dalam pikiranmu: apa jadinya jika semua oksigen di
Atmosfer habis? Dengan tingkat polusi yang tinggi  dalam seabad terakhir, hal ini belum menjadi
ancaman, karena lebih dari 80% oksigen diproduksi terus-menerus di atas bumi oleh organisme
mikroskopis di lautan. Bahkan, jika seluruh hutan habis, akan masih ada oksigen di Atmosfer. 
Suatu sistem yang sempurna telah memelihara kandungan oksigen di Atmosfer. Hal ini dinamakan
sistem daur ulang. Binatang dan manusia menggunakan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
Sedangkan tumbuh-tumbuhan, menyerap karbon dioksida serta  mengeluarkan oksigen. Mereka
memelihara keberlangsungan hidup dengan mengubah kembali karbon dioksida menjadi oksigen. Setiap
hari, milyaran ton oksigen dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dan dilepaskan ke Atmosfer. 
Satu hal penting disebutkan di sini. Mengapa hanya tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan
oksigen? Tidakkah hidup akan lebih mudah jika semua makhluk hidup menghasilkan oksigen sendiri?
Hal itu tidak benar! Hidup tidak akan lebih mudah. Bahkan sebaliknya, jika binatang dan manusia
juga menghasilkan oksigen, jumlah oksigen akan meningkat, sehingga Atmosfer akan mudah terbakar
dalam sekejap. Akibatnya, percikan api kecil saja dapat menyebabkan kebakaran yang besar. 
Lain halnya, jika semua makhluk hidup, juga  tumbuh-tumbuhan menghasilkan karbon dioksida,
oksigen dalam Atmosfer akan dengan cepat menipis, maka makhluk hidup akan mati sesak, karena bila
ini terjadi maka tidak akan ada oksigen untuk bernapas.
Sobat, sebagaimana kamu lihat, selain melindungi kita, Atmosfer juga menyediakan oksigen bagi
kita untuk bernapas. Allah telah menciptakan sistem yang saling berkaitan untuk menjaga kestabilan jumlah
oksigen. Adalah Allah, yang telah menciptakan berbagai keseimbangan yang rumit. Sangat mudah bagi Allah
untuk melakukannya. 
Ingatlah selalu bahwa setiap kemudahan dalam hirupan nafas, adalah alasan untuk bersyukur
kepada Allah. Karena, jika Allah  tidak melakukannya, maka tak akan ada Atmosfer, dan juga tak ada
oksigen.

Awan yang bergantung
Ketika kita menatap langit, kita lihat ada awan kelabu atau awan putih, yang nampak seperti
gumpalan kapas. Kadang-kadang kita berpikir awan-awan itu mirip  dengan benda-benda lain, bukan?
Pernahkah kamu berpikir bagaimana awan menjadi ada? Kini, mari kita lihat bagaimana awan bisa
terjadi?

Setiap hari, panas matahari menyebabkan air di muka bumi menguap. Di udara bentuk air seperti
ini disebuat “uap air”. Semakin kebawah udara  semakin hangat. Suhu udara meningkat, dan dalam
perjalannya udara membawa uap air ke atas. Pada ketinggian tertentu, uap air dalam udara yang panas
bercampur dengan udara yang dingin, dan berubah menjadi butiran-butiran air dan membentuk awan. 
Air yang menguap dari laut yang kaya akan garam dan danau yang kaya akan mineral membawa
partikel-partikel garam ke daerah yang lebih tinggi. Partikel garam sangat kecil, sehingga tidak nampak
oleh mata telanjang. Angin yang membawa titik-titik air mengumpulkan 27 juta ton garam setiap harinya
ke Atmosfer. Garam-garam ini membentuk pusat gugusan hujan. 
Awan nampak seperti kapas dari bumi. Mungkin karenanya kamu berpikir ia tidaklah seberapa
berat. Namun, ketika butir-butir hujan jatuh ke bumi, lihatlah berton-ton air turun ke tanah. Awan hujan
rata-rata terdiri atas 300,000 ton air. (satu ton sama dengan 1000 kilogram, atau 2,200 pound. 300,000 ton
adalah 300 juta kilogram atau 660 juta pound). 300,000 ton bergantung di udara. 
Allah menurunkan hujan dari awan raksasa ini  untuk memberi kehidupan bagi bumi. Dengan
demikian setiap sudut bumi dapat menerima cukup air. Dalam Al Qur’an, Allah telah memberitahukan
bagaimana awan menyebabkan hujan:

Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan
keluar dari celah-celahnya … (Surat an-Nur: 43)

Selain itu, Allah juga menggambarkan pada kita betapa jernih air yang Allah turunkan dari langit:
 
…dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Surat al-Furqan: 48)

Sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas, hujan yang turun dari langit murni dan bersih. Ia juga
mengandung sejumlah kecil garam dan mineral-mineral. Hal ini sungguh merupakan rahmat dari Allah,
karena tanah menerima garam dan mineral yang ia perlukan dari air hujan. Jika air yang menguap dari
lautan mengandung garam dengan jumlah yang lebih tinggi, kemudian ketika ia jatuh ke tanah dalam
bentuk hujan akan sangat berbahaya bagi kehidupan di atas planet ini. Jika air hujan sangat asin
(mengandung garam lebih banyak) ia akan membuat layu tanah dan tumbuh-tumbuhan, yang akan
menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup. Pendek kata, kehidupan di atas bumi akan berakhir.
Namun, hal ini tak pernah terjadi, karena Allah sangat sayang kepada umat manusia. Hal ini diberitakan
dalam Al Qur’an:  

 Maka terangkanlah pada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan, ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki niscaya
Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (Surat al-Waqi'a: 68-70)

Penjelasan dalam ayat di atas membuat hal ini makin jelas, bahwa Allah secara khusus
menciptakan segala sesuatu di muka bumi sesuai dengan kehidupan manusia. 
Sobat, seperti yang telah kamu ketahui, kita tidak memiliki kekuatan apa pun atas segala
sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup kita. Kecuali Allah menginginkannya, kita tak akan dapat hidup
di bumi ini. Karenanya, setiap saat kita harus ingat bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan kita
harus selalu bersyukur kepada-Nya. 
Kita telah mempelajari menguapnya air di bumi, bagaimana awan terbentuk dan menjadi hujan.
Sekarang, bagaimana kalau kita mempelajari bagaimana hujan turun ke bumi sesuai dengan ukurannya? 

Hujan
Hujan turun ke bumi dalam jumlah tertentu.  Jumlah ini hanya diketahui dengan penelitian
mutakhir. Perhitungan menyebutkan bahwa 16 juta  ton air menguap setiap dua detik. Dalam satu tahun,
jumlah ini menjadi 505 trilyun ton. Sekali lagi, setiap tahun, 505 trilyun ton hujan jatuh ke bumi. Karena
hujan memiliki siklus, maka jumlah ini selalu sama dari tahun ke tahun. Fakta ini, yang baru saja di
temukan oleh ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an 1,400 abad yang lalu: 

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) (Surat az-Zukhruf: 11) 

 Menaruik sekali ketika tahu bahwa Allah menentukan jumlah air yang ia
turunkan dari langit, sebagaimana hasil penemuan bahwa jumlah itu selalu sama setiap tahun. Di sini,
hubungannya nampak jelas. 
Penguapan dan kondensasi dari seluruh jumlah air yang disebutkan di atas, yang dinamakan “siklus
air”, memelihara kesinambungan hidup di muka  bumi. Pemeliharaan takaran ini secara buatan/tiruan
adalah mustahil, meskipun semua teknologi mutakhir dikerahkan untuk itu. 
Perubahan sedikit saja dalam siklus air akan menyebabkan ketidakstabilan di alam dalam waktu
singkat, yang berarti akhir dari kehidupan. Bagaimana pun, hal itu tak akan pernah terjadi; permukaan
bumi selalu menerima hujan dalam jumlah yang sama. Allah “menurunkan hujan dari langit menurut
kadar yang diperlukan …” 
Kamu kini harus mengerti bahwa Allah mengendalikan jumlah air hujan yang harus turun.
Sebaliknya, bagaimana mungkin jumlah air hujan  yang sama turun ke bumi sepanjang tahun? Hal ini
tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Allah adalah Tuhan semesta alam, dan segala sesuatu terjadi atas
kehendak-Nya.
Kini kita akan memperhatikan hal yang sangat menarik, yaitu pelangi. 

Pelangi
Tentu kamu pernah melihat pelangi paling tidak sekali dalam hidupmu. Jika belum, mungkin
pernah melihat gambar pelangi di buku atau televisi. Pelangi sangat mengagumkan, karena warna dan 
bentuknya yang mempesona. Pernahkah  kamu berpikir bagaimana ia muncul? Jika belum, kami akan
menjelaskannya padamu.

Pelangi kadang-kadang muncul ketika matahari menampakkan diri setelah hujan. Ada sebuah pita
melelngkung terdiri atas tujuh warna. Pelangi nampak seperti mahkota dan sangat mengesankan. 
Pelangi sebenarnya adalah tipuan cahaya. Ia merupakan warna dasar sinar matahari.
Sesungguhnya, warna sinar matahari terdiri dari banyak warna. Warna-warna yang berasal dari matahari
ini dinamakan spektrum. Warna dasar spektrum ini yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu. Warna putih sinar matahari terjadi jika ketujuh warna ini bercampur. Ketika sinar matahari melalui
sekumpulan air hujan, warna-warna pembentuknya muncul. Hal ini karena air membiaskan atau memisah
warna didalam sinar. Warna-warna tersebut dipisahkan oleh sekumpulan air hujan pada sudut yang
berbeda. 
Apakah hal ini nampak rumit? Jika demikian, ambillah sebuah gelas kristal, dan sorotkan cahaya
yang kuat melaluinya. Di sini, gelas diumpamakan  sebagai hujan. Lihatlah, ketika gelas dilalui sebuah
cahaya kuat, nampak pelangi kecil di dinding. 
Ketika kita membicarakan pelangi, kita selalu melihatnya berbentuk setengah lingkaran.
Bagaimanapun, hal itu tidak benar, karena pelangi sesungguhnya berbentuk lingkaran. Namun, tidak
mungkin mengamati keseluruhan lingkaran ini dari darat. Karena itulah, kita selalu melihat pelangi
setengah lingkaran. Hanya dari pesawat udara kita dapat melihat pelangi sebagai suatu lingkaran.
Pusat lingkaran pelangi selalu berlawanan dengan matahari. Ketika matahari meninggi, pelangi pun
bergerak meninggi untuk menyamakan ketinggian matahari. 
Tuhan kita menciptakan pelangi berwarna-warni dan mempesona secara khusus agar kita
mendapatkan kesenangan dari keindahan Bumi,  dan merenungkan kekuatan dan kekayaan-Nya. Allah
memiliki kekuatan untuk menciptakan keindahan yang tiada ternilai. Karena itu, hal itu tidak 
mengejutkan kita tetapi semakin membuat kita menghormati Allah dengan  lebih baik dan makin
bersyukur kepada-Nya. 
Kini, kita akan memusatkan perhatian pada pesona lainnya. Sekarang, kita akan mencermati sebuah
benda langit kecil, bulan, yang cantiknya mengagumkan di kala malam hari. 
Bulan yang menerangi gelapnya malam
Bulan menyerupai batu bundar yang sangat besar  dan berputar mengelilingi bumi. Pada malam
hari, saat langit tak berawan, bulan bercahaya terang benderang di puncak kegelapan. Bulan bukanlah
sumber cahaya yang sesungguhnya. Bulan memantulkan cahaya matahari seperti cermin. Sifat bulan yang
seperti ini disebutkan dalam Al Qur’an:  

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan
juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya (Surat al-Furqan: 61)

 Kita selalu melihat sisi yang sama pada bulan karena bulan berotasi terhadap dirinya sendiri dan
terhadap bumi setiap dua puluh sembilan hari. Karena periode rotasi keduanya sama, maka kita melihat
permukaan bulan yang sama. 
Ketika kita menatap langit di malam hari,  bulan kadang-kadang nampak bundar penuh, kadang-
kadang berbentuk setengan lingkaran. Karena bulan berotasi mengelilingi bumi, permukaan yang
bercahaya bentuknya berbeda-beda. 
Bumi dan bulan saling tarik-menarik, namun gaya gravitasi bumi enam kali lebih besar daripada
bulan. Walaupun demikian, gravitasi bulan mempengaruhi bumi, dan menyebabkan air laut mengalami
pasang surut. Perubahan yang teratur terjadi pada ketinggian permukaan air laut. Jika gaya tarik gravitasi
bulan lebih kuat, ketinggian air akan meningkat dan menurun perlahan-lahan. Dengan demikian, daerah
pantai lautan dan samudera akan tergenangi air secara teratur. 
Namun, selama pasang, air selalu naik sampai tingkat tertentu karena Allahkita telah “menyetel”
gaya gravitasi bulan dan bumi sedemikian rupa untuk melindungi kita dari bencana.  

Siang dan malam
Selama berotasi pada sumbunya, bumi agak miring terhadap orbitnya. Inilah yang menyebabkan
terjadinya empat musim: musim semi, panas, gugur, dan musim dingin. 
Jika Allah berkehendak, bisa saja bumi kita lurus terhadap orbitnya. Dan tak akan ada musim. Suhu
udara akan sama di seluruh penjuru bumi. Mulai dari makanan yang kita makan hingga udara yang kita
hirup, gaya hidup serta lingkungan kita, semuanya akan berubah.  pernahkah kamu berpikir mengapa ada siang dan malam? Ruang angkasa benar-benar
gelap. Namun bumi, yang juga berada di ruang angkasa, memiliki perubahan siang dan malam. Di pagi
hari, kita bangun untuk menyongsong cahaya matahari, tapi ketika malam datang, hari menjadi gelap.
Baiklah, bagaimana kamu berpikir bumi kita menjadi terang di pagi hari. 
Seperti halnya bumi kita yang bergerak sepanjang orbitnya, ia juga berputar terhadap dirinya
sendiri. Karena semua putaran itu maka sisi yang menghadap matahari menjadi terang. 
Tidak seperti bumi kita, Uranus berotasi terhadap sisinya, seolah-olah planet tersebut “terjatuh”.
Hal ini menyebabkan planet tersebut “menggelinding” mengelilingi matahari seperti sebuah bejana. Garis
Khatulistiwa Uranus kemiringannya mencapai 980
 terhadap orbitnya, sehingga kutubnya hampir
menghadap ke matahari selama separuh orbitnya. Uranus memerlukan waktu 84 tahun bumi untuk
mengitari matahari! Karena itu, selama beberapa tahun pada suatu waktu, tiap kutub terus menerus
menerima cahaya matahari atau terus-menerus dalam gelap. 
Apa jadinya jika salah satu sisi bumi selalu siang dan sisi yang lain selalu malam? Jika terjadi
demikian, orang tidak akan memiliki waktu khusus untuk tidur. Setiap orang akan tidur atau terjaga pada
waktu yang benar-benar berbeda. Akan ada “kebingungan” luar biasa dalam hubungan antar manusia. 
Marilah kita bayangkan jika kita hanya memiliki  siang hari: dapatkah kita tidur nyenyak? Di
samping itu, kita tak akan pernah melihat bulan dan bintang-bintang yang hanya nampak di kegelapan
malam.
 Kemungkinan lain, apa yang terjadi bila kita selalu dalam gelap? Yang pertama, kita tidak akan
pernah bisa melihat matahari, langit biru, atau hal-hal indah lainnya yang hanya bisa kita saksikan pada
 siang hari. Tak seorang pun tahu akan menjadi bagaimana jam tidur dan jadwal sekolah kita. Kita akan
pergi ke sekolah dalam kegelapan malam dan istirahat dalam gelap pula.
Dan yang lebih penting adalah tumbuh-tumbuhan yang butuh siang dan malam untuk hidup akan
hilang dengan segera. Alhasil, hal ini berarti berakhirlah kehidupan.
Walau demikian, Tuhan kita telah menciptakan malam dan siang hari untuk mempermudah hidup
kita. Dengan menciptakan malam dan siang hari, Dia telah menjadikan hidup kita teratur. Alasan
diciptakannya malam dan siang dinyatakan dalam Al Qur’an sebagai berikut:

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan
Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Surat al-Furqan: 47)

Perhatikanlah bahwa setiap hari penemuan baru selalu dibuat. Akan tetapi, tak satu pun dari hal-hal
tadi yang tidak diawali oleh sesuatu: itu semua diilhami oleh benda dan makhluk yang telah ada di alam
sebelumnya. Penemuan yang mana yang dapat membuat bumi berotasi terhadap dirinya dan
menyebabkan terjadinya siang dan malam? Tak satu pun, bukan? Hanya Tuhan, Sang Pencipta langit,
bumi beserta segala sesuatu diantara keduanya yang menyempurnakannya.
Camkan selalu dalam pikiranmu bahwa hanya Allah yang menciptakan malam dan siang. Dia
dengan mudah dapat merubahnya. Dan hidup kita akan berada dalam kekacauan. Lagi pula, kita tidak
akan membahas hal ini lebih lanjut. Dalam Al  Qur’an, Allah memberitakan bahwa jika Allah
berkehendak, Dia dapat dengan mudah memperpanjang malam atau siang hari.  

…Jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah
Tuhan selain Allah yang mendatangkan sinar terang kepadamu?... (Surat al-Qasas: 71)

…Jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah
tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat
padanya?... (Surat al-Qasas: 72)

Ayat ini menjelaskan bahwa baik malam maupun siang tidak akan pernah terjadi tanpa kehendak
Allah. Alam semesta ini dan segala sesuatu di dalamnya adalah kepunyaan Allah, Sang Pencipta.
Anak-anak yang baik, janganlah lupakan bahwa Allah yang Maha Perkasa telah menciptakan kamu
dengan segala sesuatu yang dapat kamu ketahui dan bayangkan. 

Kesimpulan
 Akhir perjalanan kita menjelajahi ruang angkasa. Selama
perjalanan, kamu menyaksikan keajaiban penciptaan alam semesta dan melihat bahwa dengan
kesimbangan yang dimilikinya, bumi menjadi planet yang khusus diciptakan untuk kita di alam semesta.
Sekarang, secara singkat mari kita tinjau kembali apa yang telah kita bahas dalam buku ini. Bumi kita
terletak di ruang angkasa yang tenang, dingin, dan tidak ada kehidupan. Jika kita bandingkan alam
semesta dengan sebuah gurun pasir yang sangat luas dan terpencil, maka tidak berlebihan untuk
mengumpamakan bumi kita sebagai sebuah istana di gurun pasir ini. Istana ini melindungi kita dari badai
gurun pasir dan panas menyengat, dan menyediakan  segala sesuatu yang kita perlukan. Seperti halnya
istana di gurun pasir, bumi adalah istana di antariksa. Seperti layaknya pesawat ruang angkasa yang
berjalan mengarungi antariksa, ia melindungi kita dari benturan dengan bahaya di ruang angkasa. Di sini,
terdapat banyak sekali hal: air, udara, dan segala sesuatu yang kita butuhkan. Sebuah istana tak mungkin
terjadi dengan sendirinya secara spontan. Hal ini juga berlaku pada planet kita. Adalah nyata
bahwasannya bumi merupakan sebuah pertanda penciptaan yang agung. 
Dan lagi, jutaan kesetimbangan yang rumit, selain dari yang telah kamu pelajari dalam buku ini,
ada di alam semesta. Apa yang telah kita lihat di sini sebenarnya membuktikan bahwa alam semesta atau
pun bumi tidak terjadi melalui rangkaian aneka kebetulan yang bertahap. 
Sekali lagi, semua ini memperlihatkan kenyataan. Allah, Pemilik Kekuatan yang tak terbatas dan
Yang Maha Kuasa, telah menciptakan alam semesta, bintang, planet, gunung dan laut dengan sempurna,
serta menghidupkan manusia dan makhluk lainnya. Ciptaan Allah yang sempurna ini digambarkan dalam
Al Qur’an: 

Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya, ataukah langit? Allah telah membinanya. Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan Dia menjadikan malamnya gelap
gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia
memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh. (semua itu) kesenanganmu dan untuk binatang-
binatang ternakmu. (Surat an-Nazi'at: 27-33) 


Camkan selalu dalam pikiran anda bahwa Allah menciptakan kamu dengan
segala yang kamu miliki. Semuanya adalah berkah dari Allah. Sadarilah kenyataan ini, sadarilah akan
rahmat Allah yang ada padamu, dan bersyukurlah pada Allah atas itu semua.

Mereka menjawab, “Maha Suci Kamu,
tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Kamu ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Kamulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Surat al-Baqara: 32)

Wassalam......................Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Tulis e-mail anda di sini