Kamis, 04 Oktober 2012

Keagungan Alloh SWT Bag. 2 ( Alam semesta di luar angkasa )

Alam semesta
Pada bab ini kita akan menyinggahi planet-planet dan benda-benda angkasa yang lain. Matahari,
bulan, dan bumi adalah yang paling kita kenal diantara semuanya. Sebenarnya masih banyak lagi benda
angkasa yang tidak bisa kamu lihat. 
Bayangkanlah film kartun atau film-film mengenai  angkasa luar! Di film tersebut nampak bahwa
angkasa di atas awan penuh dengan bintang, planet,  dan meteorit. Semuanya  merupakan benda langit.
Milyaran benda langit berkumpul bersama-sama membentuk kumpulan sistem bintang yang dinamakan
galaksi. Semua benda langit sangatlah besar. Bumi  kita teramat kecil dibandingkan benda angkasa lain.
Namun, bumi sudah cukup besar untuk dihuni manusia, binatang, gunung-gunung, lautan, dan segala
sesuatu yang dapat kamu bayangkan.
Sekarang ayo kita teruskan perjalanan ke kumpulan sistem bintang, yaitu galaksi yang didalamnya
terdapat milyaran bintang.

Galaksi
Galaksi terdiri dari milyaran bintang-bintang. (Bintang merupakan benda langit seperti halnya
matahari. Namun bumi dan bulan bukan bintang). Terdapat sekitar tiga trilliun bintang dalam galaksi
yang terbesar. Pada umumnya setiap galaksi berisi 200 hingga 300 milyar bintang, sementara galaksi
kecil memiliki 100 milyar bintang. 
Sekarang cobalah berpikir sejenak: apa artinya  satu milyar untukmu? Jika kamu meletakkan dua
nol setelah angka satu, akan menjadi 100. Jika kamu menambahkan satu nol lagi maka ia akan menjadi
1000. Tambahkan satu nol lagi, dan kamu memiliki angka 10,000 (sepuluh ribu). Dapatkah kamu
berhitung sampai 10.000? Kamu pasti bisa, walau tentunya sangat lama. Tapi, kita masih belum mencapai
angka satu milyar. Sekarang kita tambahkan dua nol lagi untuk 10,000. Sekarang menjadi 1,000,000 (satu
juta). Kita baru sampai pada sedikit sekali jumlah bintang-bintang dalam sebuah galaksi. Namun, jika
kamu menambahkan tiga nol lagi setelah 1,000,000, maka sampailah kita pada angka 1,000,000,000 (satu
milyar). Dapatkah kamu berhitung sampai 1,000,000,000? Berhitung sampai satu milyar akan
menghabiskan waktu beberapa dekade, satu dekade sama dengan sepuluh tahun.
Kini kita hampir mencapai jumlah bintang-bintang dalam galaksi. Jika kamu letakkan dua nol lagi
setelah angka 1,000,000,000, ia akan menjadi 100,000,000,000 (seratus milyar). Ini adalah jumlah
bintang didalam galaksi yang paling kecil. 
Sudahkan terbayang olehmu mengenai ukuran alam semesta? Jika kamu menghabiskan hidupmu
hanya untuk berhitung, tetap saja kamu masih akan gagal untuk menghitung semua bintang di angkasa.
Allah, sang Pencipta alam semesta, telah menciptakan ruang angkasa yang tak terbayangkan luasnya
olehmu dari sesuatu yang tak ada, dan Allah selalu mengawasi setiap titik di jagat raya ini. Allah
mengetahui dan melihat semua yang ada di dalam alam semesta ini, berikut segala sesuatu yang terjadi di


dalamnya. Al Qur’an menjelaskan Kekuatan Allah yang tak terbatas ini sebagai berikut: 

… Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah
maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah Al 'Imran: 29)

Sekarang ayo kita coba kembali untuk mempelajari galaksi lebih lanjut.
Dalam setiap galaksi terdapat pusat galaksi.  Di sekeliling pusat galaksi terdapat lengan yang
berputar dengan kecepatan yang luar biasa. Lengan ini terdiri atas bintang-bintang, gas dan awan debu.
Galaksi, dengan pusat galaksi dan lengannya,  menjadi benda langit yang terbesar di angkasa.
Benda langit ini juga membentuk gugusan galaksi. Didalamnya terdapat ribuan galaksi. Selanjutnya,
gugusan-gugusan galaksi tersebut membentuk kumpulan gugusan benda langit. Gugusan-gugusan ini
semakin besar dan terus membesar. 
Sekarang perhatikan apa saja yang telah kita ketahui:
-  Galaksi terdiri atas milyaran, bahkan trilliunan bintang-bintang;
-  Setiap galaksi memiliki pusat galaksi;
-  Galaksi memiliki lengan yang terdiri atas bintang-bintang, gas dan awan debu yang berputar
mengelilingi pusat galaksi dengan kecepatan tinggi.
-  Galaksi-galaksi secara bersama-sama membentuk gugusan galaksi. Bahkan terdapat hampir
ribuan galaksi yang membentuk gugusan tersebut. Gugusan-gugusan galaksi juga bersama-sama
membentuk gugusan-gugusan lagi.
Ingatlah bahwa sebuah galaksi kecil memiliki 100 milyar bintang-bintang yang besarnya belum
tentu sebesar matahari. Selain itu, terdapat planet  yang besar dan kecil seperti halnya bumi kita yang
berputar mengelilingi bintang-bintang tersebut. 
Sekarang coba perhatikanlah. Dapatkah milyaran bintang berkumpul bersama dengan teratur secara
kebetulan? Dapatkah bintang-bintang memunculkan sebuah keteraturan yang memungkinkannya
bergerak tanpa bertabrakan dengan benda-benda langit lainnya (misalnya bumi kita dengan planet-planet
yang lain)?
Nyatanya tidaklah demikian. Semua memperlihatkan bahwa perputaran dan pergerakan bintang-
bintang dengan kecepatan tinggi tanpa bertabrakan dengan benda langit lainnya sejak saat pertama
keberadaanya merupakan tanda dari keberadaan Alah Sang Pencipta, Sang Perencana, Sang Pengatur,
Yang Mengatur Alam Semesta. Allah telah membuat jalur bagi setiap planet, bintang, dan komet di
angkasa. Mereka semua berada di jalurnya masing-masing tanpa bertabrakan dengan yang lainnya. 
Sekarang mari kita lanjutkan petualangan kita ke galaksi kita sendiri.

Bima Sakti
Bumi kita berada di dalam galaksi yang  bernama Bima Sakti yang ukurannya sangat besar.
Sebagaimana galaksi lainnya, Bima Sakti juga memiliki pusat galaksi. Mungkin kamu masih ingat apa
yang disebut sebagai pusat galaksi seperti yang sudah  kita bahas dibagian sebelumnya. Bintang-bintang
yang terdapat di bagian tengah merupakan bintang-bintang yang sangat tua dab berwarna merah atau
kuning. Sedangkan yang berada di lengan galaksi masih berusia muda dengan suhu tinggi dan berwarna
biru. Selain itu, gas dan awan debu juga terdapat di lengan ini.
Bima Sakti berbentuk spiral; kenyataannya, bentuk galaksi ini menyerupai “Setir Mobil”. Ia
memiliki lengan dari pusatnya ke arah luar. Ada empat lengan. Salah satunya dinamakan “Hunter Arm”.
Kumpulan planet yang disebut “Tata Surya” berada  di lengan ini, dan bumi kita merupakan salah satu
planet yang berada di dalam kelompok ini. 
Sistem Tata Surya kita terletak sedikit lebih jauh dari setengah lengan yang keluar dari pusat spiral
galaksi. Matahari (dan sistem tata surya kita)  berevolusi mengelilingi pusat galaksi, dan menyelesaikan
perjalanannya mengelilingi galaksi setiap 220 milyar tahun lebih. 
Bima Sakti yang sangat besar ini telah berbentuk dan bergerak seperti saat ini selama milyaran
tahun. Meskipun semua bintang berevolusi dengan kecepatan luar biasa, mereka tetap berada di jalurnya
masing-masing.
Walaupun demikian, mustahil bintang-bintang itu  membentuk diri atas kemauan mereka sendiri.
Juga mustahil bagi mereka untuk mencapai kesepakatan; menetapkan lintasan yang tepat dan bergerak
secara teratur. Juga mustahil jika aturan yang mengatur bintang-bintang ini terbentuk dengan sendirinya.
Bayangkan batu-batu di tamanmu! Dapatkah batu-batu itu mengambil keputusan dan berkata, “Biarkan
sebagian dari kami berada di tengah dan sebagian  lagi pada jari-jari, untuk kemudian berputar
mengelilingi taman itu?“ Apakah kamu akan percaya apabila ada yang mengatakan bahwa batu-batu itu
telah saling bicara tentang hal ini? Tentu saja tidak. Dengan demikian, mengatakan bahwa Bima Sakti
terbentuk secara kebetulan dan bintang-bintang mulai bergerak menurut kemauan mereka sendiri akan
menjadi sama lucunya dengan cerita batu-batu di taman tadi. Ingatlah bahwa benda langit adalah benda
mati yang tak memiliki kesadaran seperti halnya batu-batu di taman. 
Tak ada selain kekuasaan Allah yang mampu menciptakan milyaran bintang raksasa di alam
semesta dengan teratur. Allah menciptakan mereka beserta aturanNya untuk setiap mereka. Mereka
membuktikan Kekuasaan dan Pengawasan Allah atas  alam semesta. Karenanya, setiap informasi yang
kita pelajari mengenai alam semesta ini mengingatkan kita pada keberadaan Allah Yang menciptakan
alam semesta. Demikianlah, Allah pun memperlihatkan kepada kita Kearifan dan Ilmu-Nya yang tak
terhingga.. 
Sekarang, mari kita amati bintang-bintang.

Bintang 
Bintang dan planet terbentuk melalui pemadatan gas dan debu di angkasa yang disebut “nebula”.
Karenanya, nebula, sumber dari benda-benda angkasa, memiliki peran terpenting di alam semesta. Nebula
tidak memiliki cahaya sebagaimana bintang-bintang. Sehingga sangat sulit untuk melihatnya. Mereka
terlihat hanya jika gas didalamnya keluar memancarkan cahaya atau jika mereka memantulkan cahaya
bintang. Kita juga dapat melhatnya ketika mereka melewati suatu sumber cahaya. 
Bintang memancarkan panas, cahaya, dan energi.  Selain dari bintang-bintang berukuran kecil,
terdapat pula bintang yang berukuran sangat besar.  Ternyata matahari bukanlah sebuah bintang besar;
masih banyak sekali bintang yang lebih besar darinya.
Baiklah, tahukah kamu bahwa bintang juga memiliki jangka hidup? Bintang bukan makhluk hidup,
namun ia seperti makhluk hidup yang dilahirkan, hidup, dan kemudian mati. 
Telah kita ketahui, bintang-bintang terlahir  di dalam nebula. Kehidupan sebuah bintang besar
seringkali berakhir dengan sebuah ledakan dahsyat, bahan penyusunnya berhamburan ke segala arah. Dari
serpihan-serpihan itu, akan muncul bagian-bagian yang akan membentuk bintang atau planet yang lebih
kecil. Matahari dan planet-planet di dalam Tata Surya termasuk bumi kita terbentuk setelah adanya
ledakan dahsyat sebuah bintang raksasa di masa lalu. 
Sekarang, ayo kita jelajahi Tata Surya kita dan melihat seperti apakah dia! 


Sistem tata surya
Dalam Tata Surya, terdapat sembilan planet besar dengan 61 satelit dan asteroid yang tak terhitung
jumlahnya, semuanya berevolusi mengelilingi satu bintang yang bernama matahari. Matahari terletak di
pusat Tata Surya. 
Sembilan planet ini, yang merupakan bagian dari Solar system (Tata Surya), saling berevolusi
mengelilingi matahari dalam sebuah keteraturan. Mari kita ingat kembali nama-nama planet dari yang
terdekat dengan matahari: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan
Pluto. Jadi, bumi kita adalah planet ke-tiga dari matahari. 
Setiap planet di Tata Surya memiliki ciri-ciri  yang berbeda. Suhu pada beberapa planet cukup
tinggi untuk meleburkan sesuatu. Sedangkan ada diantaranya yang permukaannya tertutup oleh es.
Beberapa planet hampir seluruhnya terdiri atas gas. Bahkan beberapa planet berukuran kecil seperti
bulan. 
Terdapat hubungan yang sangat harmonis antara satelit dengan induknya. (Dalam astronomi, induk
adalah sesuatu yang benda lain berkeliling terhadapnya. Matahari adalah induk dari bumi, bumi adalah
induk dari bulan). Planet menarik satelit-satelitnya.  Satelit juga mengimbangi  tarikan tersebut. Tanpa
kesetimbangan tersebut, satelit akan menumbuk planet atau pecah dan menghilang angkasa.
Singkatnya, jika bulan berotasi lebih lambat, ia akan tersedot bumi dengan kecepatan sangat tinggi.
Ini akan menjadi akhir kehidupan bumi. Dan jika ia berotasi lebih cepat, ia akan menjauh dari bumi dan
tak menjadi satelit bumi lagi. 
Sekarang mari kita amati matahari, pusat Tata Surya kita.

Matahari 
Matahari adalah benda langit terbesar di Tata  Surya. Ia terdiri atas gas yang sangat panas dan
berpijar. Setiap detik, terjadi ledakan diseluruh permukaannya, matahari sendiri merupakan bom nuklir
yang sangat besar. Ledakan di permukaannya sama  dengan energi yang dipancarkan oleh jutaan bom
atom. Mereka menghasilkan kobaran-kobaran api yang besarnya 40 hingga 50 kali besar bumi.
Matahari bagaikan bola api yang memancarkan panas dan cahaya yang sangat kuat dari
permukaannya. Jika tidak ada matahari, sepanjang hari akan gelap, dan permukaan bumi akan tertutup es.
Yang pasti, tidak akan ada kehidupan di bumi ini.
Ruang angkasa (ingatlah kembali film mengenai ruang angkasa) adalah tempat yang gelap, sangat
luas, dan kosong. Bumi kita adalah salah satu benda langit di dalamnya, dan tak tidak ada satupun yang
cukup dekat untuk menerangi dan memanaskan bumi kita. 
Sinar matahari sangatlah terang. Mungkin kamu pernah mencoba menatap matahari di siang yang
cerah. Setelah beberapa detik, matamu akan merasa silau bukan? Karena cahayanya yang sangat terang,
menatap matahari secara langsung sangat berbahaya bagi mata. Demikian pula berjemur di terik matahari
dalam waktu lama di musim panas juga berbahaya. Beberapa bagian kulit kita akan terbakar, dan hanya
bisa disembuhkan oleh dokter. Terutama di musim  panas, matahari sangatlah panas. Tetapi, jarak
matahari jutaan kilometer jauhnya dari bumi kita,  dan hanya seper dua ribu dari panas matahari yang
sampai di bumi. 
Jika suhu bumi cukup panas meskipun jarak matahari dan bumi sangat jauh, dapatkah kamu
bayangkan panasnya matahari? 
Para ilmuwan sudah memperkirakan besarnya. Namun, kita tidak akan mampu membayangkannya
dengan mencoba membandingkannya dengan suhu benda-benda yang kita kenal di bumi. Anggap suhu
permukaan matahari adalah 6,000°C (11,000°F). Di bagian tengahnya bisa mencapai 12,000,000  o  C
(21,600,000o F). Tak ada benda panas mana pun di bumi yang dapat dibandingkan dengannya. Tanganmu
sulit menyentuh air yang panasnya 50°C (120°F). Bahkan pada cuaca yang panas, suhunya hanya sekitar
40–50°C (105-120°F). Contoh ini menunjukkan bahwa Allah mengatur dengan sangat tepat jarak antara
bumi dengan matahari. Jika matahari sedikit saja lebih dekat dengan kita, segala sesuatu di bumi ini akan
layu dan kering karena panasnya dan berubah menjadi abu. Sebaliknya, jika ia sedikit lebih jauh, segala
sesuatu akan membeku. Tentu saja, tidak akan ada kehidupan pada keduanya. 
Daerah kutub, yang sedikit menerima panas matahari, selalu tertutup oleh es. Sedangkan daerah
katulistiwa, dimana sinar matahari yang diterima jauh lebih banyak, selalu panas. Allah telah
menciptakan daerah tersebut sebagai contoh untuk kita. Daerah lainnya lebih sesuai untuk hidup manusia.
Hal ini menunjukkan karunia Allah kepada kita. Karena, jika Allah tidak menentukan jarak antara bumi
dengan dan matahari dengan tepat, kita akan lebih sulit untuk hidup di bumi. Bahkan bisa jadi tak ada lagi
kehidupan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan, Allah menciptakan Matahari dan Bulan dengan sangat
sempurna agar manusia dapat hidup di planet ini. Dala Al Qur’an, Allah memberitakan bahwa matahari
dan bulan bergerak atas perintah Allah:

Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian
Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan  matahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. (Surat ar-Ra'd: 2) 

Gaya Tarik Gravitasi Matahari
Benda langit yang tak terhitung jumlahnya bergerak teratur secara sempurna tanpa saling
bertubrukan karena Allah menempatkan mereka ke dalam orbitnya dengan tepat. Orbit adalah lintasan
sebuah planet atau komet ketika berevolusi terhadap matahari. Tak satu pun planet yang berhenti
mengikuti lintasan ini kecuali hilang di angkasa raya.  Semua ini karena planet-planet mengalami gaya
gravitasi matahari. Ketika kamu membaca tulisan ini, bumi kita bergerak dalam orbitnya dengan
kecepatan 108,000 kilometer (700,000 mil ) per jam mengelilingi matahari. Penjelasan berikut mungkin
dapat membantumu membayangkan kecepatannya yang dahsyat: kecepatan maksimal sebuah mobil kira-
kira 200 kilometer (125 mil) per jam. Artinya kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 540
kali kecepatan mobil. Contoh lain adalah sebuah peluru bergerak 1,800 kilometer (1,100 mil) per jam.
Kecepatan rotasi bumi mengelilingi matahari adalah 60 kali kecepatan peluru. 
Karena tingginya kecepatan bumi, gaya tarik gravitasi matahari menjadi sangat penting. Jika
matahari mengurangi kekuatan gravitasinya, kita  akan melayang-layang di angkasa bersama bumi kita.
Hal ini akan mengakhiri keberadaan bumi … 
Di sisi lain, jika matahari menambah besar gaya gravitasinya, bumi kita akan tersedot oleh
matahari dan melebur. Tentunya kita pun akan musnah. Selain itu, gaya tarik gravitasi matahari juga
menjaga planet-planet dalam lintasan/orbit yang benar sehingga terhindar dari tabrakan antar sesamanya.
Namun, pernahkah kamu bayangkan bagaimana matahari menarik planet-planet tersebut?
Jawabannya sangat jelas. Adalah Allah Sang  Pencipta, Yang Agung dalam Keperkasaan-Nya,
Yang menciptakan dan senantiasa memelihara keseimbangan ini. 
Selain itu, tidak hanya matahari yang memiliki gaya tarik gravitasi. Planet-planet di Tata Surya
juga memiliki gaya gravitasi sendiri-sendiri. Misalnya, gaya gravitasi bumi terhadap bulan. Karena gaya
gravitasi ini, bulan terus berada pada jarak tertentu. Karenanya, bumi tidak bertabrakan dengan bulan.
Tak diragukan, Allah dengan KekuasaanNya yang maha luas telah mencegah Bulan menimpa Bumi.
Ada gaya gravitasi lain yang mirip dengan matahari, yang khusus dirancang untuk kehidupan
manusia. Ia adalah gaya gravitasi bumi yang memberi kita berat badan. Gaya gravitasi, yang kita ketahui
sebagai berat badan kita, membuat  kita tetap berada di muka bumi dengan kemampuan berjalan dan
berlari dengan mudah tanpa melayang ke angkasa.
Bayangkan sebuah bola di tanganmu. Apa yang terjadi ketika kamu melepaskannya? Bola itu jatuh,
bukan? Karena gaya gravitasi menariknya ke tanah. Namun, jika kamu tinggalkan bola itu di angkasa
raya, bola itu tak akan jatuh karena gaya gravitasi disana lebih kecil. Oleh karena itu, keberadaan gaya
gravitasi yang lebih besar di bumi sangat penting bagi kita. 
Masih ada satu hal penting lain mengenai gravitasi: Gravitasi tidak boleh melebihi ataupun kurang
dari yang seharusnya. Jika kurang, kamu akan berjalan di udara, dan tak mampu menyentuh lantai dengan
kakimu. Kamu tak akan bisa bergerak seperti yang kamu mau; kamu selalu melayang dari satu tempat ke
tempat lain, akan memantul ketika melangkah dan menjejakkan kaki di langit-langit. Jika gaya gravitasi
lebih besar, kamu tak akan mampu berjalan karena kamu terperosok ke dalam tanah. Maka, kamu hanya
akan bisa merangkak pelan sepanjang jalan. 
Saat ini, yang terjadi tidaklah demikian; Allah telah menentukan kekuatan gaya gravitasi yang tepat
bagi kita. 
Contoh berikut mungkin akan membantu kamu memahaminya: bulan, seperti halnya bumi, juga
memiliki gaya gravitasi. Namun, gaya tarik gravitasi  ini lebih kecil dari pada yang dimiliki oleh bumi.
Karena itu, kamu tidak mungkin dapat bertahan di bulan. Kamu mungkin pernah lenyaksikan di TV
bagaimana seorang astronot berjalan di bulan. Dapatkah kita terus hidup dengan cara demikian? Tentu
saja tidak. 
Sekarang marilah kita lanjutkan perjalanan kita dengan mengunjungi planet-planet yang berada di
dalam wilayah pengaruh gravitasi matahari.

Planet 
Telah disebutkan sebelumnya bahwa planet adalah benda langit yang berevolusi mengelilingi
bintang. Dibagian ini, akan kita amati planet-planet di tata surya dimana bumi kita berada. Jika kita
menganggap bahwa tata surya adalah lingkaran, matahari tepat di tengahnya. 
Pluto adalah planet di lingkaran terluar. Pluto adalah planet terkecil dan terjauh dari matahari. Sangat
sulit mengamati planet ini, bahkan teleskop Hubble hanya mampu menunjukkan sekilas permukaannya. Planet
ini sungguh merupakan tempat yang dingin. Suhunya sekitar -238 o C (-396 o F). Di musim dingin, ketika suhu
permukaan bumi sekitar -2 atau -3 o C (28 atau 26 o F), maka akan membeku. -238 o C (-396 o F) adalah 100 kali
lebih dingin daripada suhu bumi terdingin untuk kita bisa hidup walau sulit. Kedinginan itu akan mengakhiri
hidup kita. Dari sisi luar, Pluto nampak seperti bola yang tertutup es.
Mendekati matahari, kita akan menjumpai Neptunus. Planet ini juga sangat dingin; suhu
permukaannya sekitar -218°C (-360°F). Atmosfernya mengandung gas  yang beracun bagi manusia.
Disamping itu, badai yang kecepatannya mencapai 2.000 kilometer (1,250 mil) per jam bertiup di
permukaannya. 
Bergerak kembali ke matahari, di tengah-tengah lingkaran, kita temui Uranus. Uranus adalah planet
terbesar ke-tiga di Tata Surya. Suhunya -214oC (-353oF), berarti planet ini sudah cukup dingin untuk
membekukan kita dalam sedetik. Atmosfirnya mengandung gas beracun yang tentunya tidak akan
memberikan kehidupan. 
Jika perjalanan kita teruskan ke arah matahari, akan kita jumpai Saturnus. Ia adalah planet terbesar
kedua dalam tata surya, dikenal dengan cincin yang  melingkarinya. Cincin ini terbuat dari gas, batu-
batuan, dan es. Suhu planet ini sekali lagi tidak sesuai bagi kehidupan manusia: -178°C (-288°F).
Semakin mendekati matahari, kita berjumpa dengan  Jupiter, planet terbesar dalam Tata Surya.
Jupiter adalah planet yang besarnya 11 kali planet bumi. Keadaan planet ini pun tidak sesuai untuk hidup,
dan merupakan tempat yang sangat dingin.
Setelah Jupiter adalah Mars. Mars adalah planet mati yang tidak pernah dibandingkan dengan
bumi. Tidak ada kehidupan di Mars. Ada beberapa alasan: Pertama, atmosfir Mars merupakan campuran
mematikan yang mengandung karbon dioksida pekat. Kedua, tak ada air disana. Ketiga, suhu di Mars
sekitar -53oC (-63oF). Terakhir, terdapat angin yang sangat kuat serta badai pasir yang terjadi setiap saat. 
Planet biru yang muncul setelah Mars adalah Bumi. Kita akan membicarakannya di bab terakhir
buku ini. Sementara itu, ingatlah anak-anakku, Bumi adalah satu-satunya planet yang memungkinkan
bagi adanya kehidupan. 
Semakin dekat ke matahari, pencarian kita akan sampai di planet Venus. Venus merupakan bintang
paling terang setelah matahari dan bulan. Karena itulah, manusia telah mengenalnya sejak lama.
Meskipun planet-planet yang sama jauhnya dengan  Venus juga telah dikenal oleh manusia, Venus
memiliki terang yang tak tertandingi baik pada waktu pagi maupun malam. Kebalikan dari planet-planet
lain, Venus sangat panas. Suhu permukaannya mencapai 450oC (840oF), cukup untuk meleburkan segala
sesuatu. Ciri lain dari Venus adalah ketebalan atmosfirnya yang terdiri atas lapisan karbon dioksida.
Selain itu, atmosfir Venus memiliki lapisan asam setebal beberapa kilometer. Tidak ada satupun makhluk
hidup yang dapat hidup disana walau sedetik. 
Kita tinggalkan Venus, kita temui Merkurius, planet yang paling dekat dengan Matahari. Rotasinya
sangat lambat karena dekat dengan matahari sehingga planet tersebut hanya membuat tiga putaran penuh
selama dua kali berevolusi mengelilingi matahari. Inilah mengapa salah satu sisi Merkurius sangat panas
sedangkan sisi lainnya sangat dingin. Perbedaan malam dan siang pada Merkurias sebesar 1,000oC
(1,800oF). Tentu saja lingkungan seperti ini tak mendukung adanya kehidupan.
Perjalanan kita sejauh ini menunjukkan bahwa selain bumi, tak ada satupun planet di Tata Surya
yang memungkinkan bagi kehidupan. Semuanya tidak memiliki kehidupan dan tak berpenghuni. Namun,
Bumi kita adalah planet yang menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup. Dengan hijaunya
hutan dan birunya laut, ia nampak sangat cantik dari angkasa. Astronot pertama yang sampai di bulan
kagum oleh pemandangan penuh warna dan cerah yang dimiliki bumi kita.
Benda Langit Lainnya
Benda langit lain di Tata Surya adalah komet, asteroida, dan meteorit. Semuanya adalah benda-
benda langit yang tersisa dari nebula ketika pembentukan Tata Surya empat sampai enam milyar tahun
yang lalu. 
-  Komet  terbentuk dari gas dan debu-debu terpadatkan. Kadang-kadang, orbitnya membawa
mereka mendekati matahari. Ketika komet mendekati matahari, permukaannya menjadi menguap karena
panas. Penguapan ini menimbulkan cahaya terang. Bola besar dari gas dan debu muncul disekitar inti.
Bola gas dan debu ini disebut “coma.” Terdapat juga ekor gas dan debu yang terhubung ke “coma”.
-  Meteor  adalah batu-batuan di angkasa. Biasanya, mereka teramati di antara orbit Mars dan
Yupiter. Beberapa diantara mereka, diameternya mencapai 1,000 kilometer (620 mile). 
- Meteorit  adalah benda langit padat yang jatuh ke bumi dari angkasa. Kepingan batu, atau
campuran batu dan besi, terpisah dari meteor atau komet. Misalnya suatu ketika bumi melintasi awan
debu yang tersisa dari komet, benda dalam awan debu tersebut akan terbakar di atmosphere. Mereka
terbakar ketika memasuki atmosfer bumi dan meninggalkan garis terang cahaya di langit. Inilah yang
dinamakan meteor. Kadang-kadang,  jika mereka tidak habis terbakar, meteor akan menumbuk bumi.
Meteor-meteor yang dapat mencapai bumi dinamakan aerolit atau meteorit. 
Renungkanlah satu hal penting di sini: meteor yang mencapai atmosphere kadangkala bisa sampai
di bumi. Saat mereka jatuh, kerusakan yang diakibatkannya berbeda-beda, tergantung pada besarnya.
Bumi kita sangat mungkin kejatuhan meteor setiap saat, akan tetapi Allah telah menciptakan mereka
secara khusus sehingga mereka selalu terbakar dan musnah di atmosphere sehingga tidak membahayakan
kita. Allah melindungi kita dengan menunjukkan kemurahan dan kasih sayangNya. 
Sekarang kamu harus yakin bahwa Allah mengendalikan semua benda-benda langit, yang kecil
maupun besar, dan memerintahkan mereka setiap saat dengan terencana dan teratur.

Bersambung ...Ke Bag.3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Tulis e-mail anda di sini