Jumat, 14 September 2012

Sejarah Rosululloh saw Bag.2 (Putra-putri, Istri-istri, Paman dan Bibi, Haji dan umroh juga perang Rosululloh saw)

Putra-putri Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memilik tiga orang putra yaitu:
1.  Al-Qasim, dilahirkan di Makkah sebelum Muhammad diangkat menjadi
Nabi.  Al-Qasim  meninggal  di  Mekah  pada  usia  dua  tahun.  Namun
menurut Qatadah, Al-Qasim meninggal ketika ia  sudah bisa berjalan.
2.  Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir
(yang  suci)  karena  ia  dilahirkan  sesudah  Islam.  Ada  pendapat  yang
mengatakan  bahwa  at-Thayyib  dan  at-Thahir  ini  adalah  putra
Rasulullah  SAW  yang  lain,  namun  pendapat  pertama  adalah  yang
benar.
3.  Ibrahim,  dilahirkan  dan  wafat  di  Madinah  tahun  sepuluh  hijriah  pada
usia  tujuh  belas  atau  delapan  belas  bulan.  Ada  pendapat  yang
mengatakan Rasulullah SAW memiliki putra lain yang bernama Abdul
Uzza  tapi  pendapat  ini  sangat  lemah  karena  Allah  SWT  telah
mensucikan  dan  melindungi  Nabi  SAW  dari  hal  demikian  (penamaan
anak  Abdul  Uzza  yang  berarti  hamba  Uzza  nama  salah  satu  berhala
Quraisy-pentj.)

Putri-putri Rasulullah SAW
1.  Zainab,  menikah  dengan  Abu  Al-Ash  bin  Rabi’  bin  Abdul  Uzza  bin
Abdul  Syams  sepupu  Zainab,  karena  ibunya  adalah  Hala  binti
Khuwailid  (saudara  dari  Khadijah  binti  Khuwailid).  Zainab mempunyai
anak  bernama  Ali  yang  meninggal  waktu  kecil  dan  Umamah  yang
digendong  oleh  Nabi  saw  waktu  shalat  dan  setelah  dewasa  menikah
dengan Ali bin Abi Thalib setelah Fatimah wafat.
2.  Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut
Fatimah  melahirkan  Hasan,  Husain,  Muhassin  yang  meninggal  waktu
kecil,  Ummu  Kultsum  yang  menikah  dengan  Umar  bin  Khattab,  dan
Zainab yang menikah dengan Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
3.  Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan
Ustman.  Ustman  lalu  menikahi  Ummu  Kultsum  (adik  Ruqayyah)  yang
juga  meninggal  di  pangkuannya.  Ruqayyah  memiliki  seorang  putra
yang  bernama  Abdullah  sehingga  Ustman  dipanggil  dengan  kunyah
Abu Abdullah.
Putri-putri  Rasulullah  SAW   empat  orang  tanpa  ada  perbedaan  pendapat
ulama  mengenai  hal  ini  sedangkan  putra-putranya  tiga  orang  berdasarkan
pendapat yang benar. 
Urutan putra-putri Rasulullah SAW adalah sebagai berikut: Al-Qasim, Zainab,
Ruqayyah,  Fatimah,  Ummu  Kultsum,  Abdullah,  dan  Ibrahim  yang  lahir  di
Madinah.  Semuanya  adalah  putra-putri  dari  Khadijah  kecuali  Ibrahim  yang
lahir  dari  Maria  Al-Qibtiyah  dan  semuanya  meninggal  sebelum  Muhammad
menjadi rasul  kecuali Fatimah yang meninggal enam bulan setelah kematian
Rasulullah SAW.

Haji dan Umrah Rasulullah SAW
Hammam  bin  Yahya  meriwayatkan  dari  Qatadah  ia  berkata:  Saya  bertanya
kepada Anas: “Berapa kali Nabi SAW melaksanakan haji?” Anas menjawab:
“Satu  kali  dan  umrah  empat  kali.  Pertama  ketika  dihalangi  kaum  musyrikin,
kedua  tahun  berikutnya  ketika  mengadakan  perjanjian  (Hudaibiah),  ketiga
umrahnya dari Ji’ranah setelah membagikan harta rampasan perang Hunain
dan yang keempat umrahnya bersama haji” (Hadits Muttafaq alaih)
Kesemuanya  ini  setelah  hijrah  ke  Madinah.  Adapun  haji  dan  umrah  yang
dilakukan  Nabi  SAW  ketika  di  Makkah  tidak  diketahui.  Dan  haji  yang
dilakukannya  adalah  haji  wada  (perpisahan),  yaitu  ketika  Nabi  SAW
menyatakan salam perpisahan kepada umatnya dan berkata: “Mungkin kalian
tidak akan melihatku lagi setelah tahun ini.”

Peperangan Rasulullah SAW
Menurut  pendapat  masyhur  yang  dikatakan  Muhammad  bin  Ishak,  Abu
Ma’syar,  Musa  bin  Uqbah  dan  yang  lainnya  Rasulullah  SAW  mengikuti
langsung dua puluh lima peperangan. Dan ada yang mengatakan dua puluh
tujuh  peperangan.  Sedangkan  jumlah  pengiriman  pasukan  dan  peperangan
yang tidak diikuti Nabi SAW sekitar lima puluhan.
Di  antara  dua  puluh  lima  peperangan  tersebut  yang  terjadi  pertempuran
sebanyak  sembilan  kali  yaitu  di  Badar,  Uhud,  Khandak,  Bani  Quraizhah,
Mushthaliq, Khaibar, Fathu Makkah, Hunain dan Thaif. Ada yang mengatkan
terjadi pertempuran juga di Wadil Qura, al-Ghaba dan Bani Nadhir.

Penulis-penulis Wahyu dan Utusan-utusan Rasulullah SAW
Di  antara  penulis-penulis  wahyu  Nabi  SAW  adalah  Abu  Bakar,  Umar  bin
Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Abdullah bin
Arqam  az-Zuhri,  Ubay  bin  Kaab,  Tsabit  bin  Qais  bin  Syammas,  Khalid  bin
Said  al-Ash,  Hanzhalah  bin  Rabi’,  al-Asadi,  Zaid  bin  Tsabit,  Muawiyah  bin
Abu Sofyan, dan Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu Sofyan dan Zaid
bin Tsabit adalah yang paling sering dan khusus dalam menulis wahyu.
Rasulullah SAW mengutus:
1.  Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yang
berarti  pemberian.  Najasyi  menerima  surat  Rasulullah  SAW  dan
meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya
dan duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi
Thalib  dan  para  sahabatnya.  Nabi  SAW  melaksanakan  shalat  gaib
ketika  ia  wafat.  Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan
cahaya.
2.  Dihyah  bin  Khalifah  diutus  ke  Kaisar  Romawi  Heraklius.  Ia  bertanya
tentang  Rasulullah  SAW  dan  meyakini  kebenaran  risalahnya.  Ia  pun
ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tidak menyetujuinya lalu
ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
3.  Abdullah  bin  Huzafah  as-Sahmi  diutus  ke  Kisra  Raja  Persia.  Setelah
menerima  surat  Nabi  saw  ia  merobek-robek  suart  itu.  Nabi  saw  lalu
berdoa; “Semoga Allah SWT menghancurkan kerajaannya.” Allah SWT
mengabulkan  doa  tersebut  dan  menghancurkan  kerjaannya  dan
kaumnya.
4.  Hatib  bin  Abi  Baltaah  al-Lahkmi  diutus  ke  Muqauqis  Raja  Alexandria
dan Mesir. Ia pun menerima dan berkata baik tetapi tidak masuk Islam.
Ia  memberi  Nabi  saw  hadiah  budak  yaitu  Maria  al-Qibtiyah  dan
saudarinya  Sirin.  Nabi  saw  memberikan  Sirin  kepada  Hassan  bin
Tsabit  dan  melahirkan  anaknya  yang  bernama  Abdurrahman  bin
Hassan.
5.  Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar dan Abd putera Julandi dari
Azd.  Keduanya  pun  beriman  dan  memeluk  Islam  serta  membiarkan
Amr mengabil zakat dan mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap
disana sampai Rasulullah saw wafat.
6.  Salith bin Amr  bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin
Ali  al-Hanafi.  Ia  pun  memuliakannya  dan  menulis  kepada  Nabi  saw:
“Alangkah mulia dan indahnya ajaran yang kau serukan. Saya adalah
penyeru  dan  penyair  kaumku.  Berikanlah  aku  sebagian  kekuasaan“.
Rasulullah saw tidak mau mengabulkan keinginannya dan ia pun tidak
masuk Islam dan wafat ketika fathu mekah.
7.  Syuja  bin  Wahb  al-Asadi  diutus  ke  Harits  bin  Abi  Syamr  al-Ghassani
raja Balqa suatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana
ia sedang berada didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi
saw dan membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya.
Tapi Kaisar mencegahnya.
8.  Abu  Umayyah  al-Makhzumi  diutus  ke  al-Harits  al-Himyari  salah
seorang pembesar Yaman.
9.  Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain
dan membawa surat Nabi saw yang menyerukan kepada agama Islam,
ia pun masuk Islam.
10. Abu Musa al-Asyari dan Muadz bin Jaball al-Anshari diutus ke Yaman
menyeru kepada Islam. Penduduk Yaman dan para penguasanya pun
masuk Islam tanpa pertempuran.

Paman dan Bibi Rasulullah SAW
a. Rasulullah saw mempunyai 11 orang paman, yaitu:
1.  Al-Harits, putera tertua Abdul Muttalib. Sebenarnya al-Harits ini adalah
nama julukan. Banyak di antara putera dan cucunya tergolong Sahabat 
Rasulullah SAW.
2.  Qutsam, saudara seibu Al-Harits. Ia meninggal ketika masih kecil.
3.  Zubair bin Abdul Muttalib, termasuk pemuka kaum Quraisy. Puteranya
yang  bernama  Abdullah  bin  Zubair  ikut  berjihad  bersama  Rasulullah
saw  pada  Perang  Hunain  dan  gugur  di  Ajnadin.  Dia  gugur  dan
bersamanya terdapat tujuh orang musuh yang telah dibunuhnya.
Dan  diantara  puteri  Zubair  adalah  Dhuba’ah  binti  Zubair,  ia termasuk
Sahabiyah  Rasulullah  saw  dan  Ummul  Hakam  binti  Zubair,  termasuk
Sahabiyah yang meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah saw 
4.  Hamzah bin Abdul Muttalib, yang bergelar asadullah wa asadu rasulih
(singa  Allah  dan  RasulNya).  Saudara  sepersusuan  Rasulullah  saw.
Masuk  Islam  sejak  awal  dakwah  Rasulullah  saw,  kemudian  hijrah  ke
Madinah.  Turut  serta  dalam  Perang  Badar  dan  Perang  Uhud.  Dan
gugur dalam Perang Uhud tersebut. Beliau tidak mempunyai keturunan
kecuali seorang puteri.
5.  Abul Fadhl, al Abbas bin Abdul Muttalib. Dia termasuk pemeluk Islam
yang taat. Turut serta dalam hijrah ke Madinah. Usianya hanya selisih
tiga tahun lebih tua dari Rasulullah saw. Meninggal pada tahun 32 H di
Madinah,  di  saat  pemerintahan  Khalifah  Utsman  bin  Affan  ra.  Dia
memiliki 10 orang putera, diantaranya: al Fadhl, Abdullah, dan Qutsam.
Mereka  termasuk  Sahabat  Rasulullah  saw.  Diantara  paman-paman
Rasulullah saw hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam
 6.  Abu  Thalib  bin  Abdul  Muttalib.  Nama  aslinya  adalah  Abdu  Manaf.  Ia
saudara  Abdullah  (ayah  Rasulullah  saw)  seibu.  Termasuk  saudara
mereka  seibu  adalah  Atikah  yang  bermimpi  dalam  perang  Badar.  Ibu
mereka adalah Fatimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum.
Diantara  putera  Abu  Thalib  adalah  Thalib,  yang  meninggal  dalam
kekafiran. Sementara putera yang lain, yaitu Aqil, Ja’far, Ali, dan Ummi
Hani’ termasuk sahabat Rasulullah saw. Nama asli Ummu Hani’ adalah
Fakhitah.  Ada  riwayat  lain  yang  menyebutkan  nama  aslinya  Hindun.
Termasuk anak Abu Thalib adalah Jumanah.
7.  Abu Lahab bin Abdul Muttalib. Nama aslinya adalah Abdul Uzza. Diberi
julukan Abu Lahab karena tampan paras wajahnya. Diantara puteranya
adalah  Utbah dan Muattab. Keduanya turut serta bersama Rasulullah
saw  dalam  Perang  Hunain.  Putera  yang  lain,  yaitu  Durrah  juga
termasuk  sahabat  Rasulullah  saw.  Sementara  putera  yang  lain,  yaitu
Utaibah  meninggal  diterkam  Singa  di  Zarqa,  daerah  Syam  lantaran
kekufurannya menolak dakwah Rasulullah saw.
8.  Abdul Ka’bah
9.  Hijl, nama aslinya al Mughirah
10. Dhirar, saudara seibu al Abbas
11. Al-Ghaidaq  (sang  Dermawan),  disebut  demikian  karena  ia  adalah
orang Quraiay yang paling dermawan dan sering memberi makan.
b. Rasulullah SAW memiliki 6 orang bibi, yaitu:
1.  Shafiyyah  binti  Abdul  Mutthalib.  Ia  masuk  Islam  di  Makkah  kemudian
hijrah  ke  Madinah.  Ia  adalah  saudara  seibu  dari  Hamzah  (paman
Rasulullah  SAW)  dan    ibu  Zubair  bin  Awwam,  seorang  sahabat
Rasulullah  saw.  Wafat  di  Madinah  pada  saat  pemerintahan  Khalifah
Umar bin Khattab ra
2.  Atikah  binti  Abdul  Muthtalib.  Dalam  sebuah  riwayat disebutkan beliau
adalah  seorang  muslimah.  Bermimpi  pada  Perang  Badar.  Ia  adalah
istri Abu Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.
Diantara  puteranya  adalah  Abdullah,  termasuk  sahabat  Rasulullah
saw, dan Zuhair dan Qaribah al Kubra 
3.  Arwa  binti  Abdul  Mutthalib.  Istri  Umair  bin  Wahb  bin  Abdi  Dar  bin
Qushayy. Dari pernikahan ini lahirlah Thulaib bin Umair, salah seorang
Muhajirin  senior,  turut  dalam  Perang  Badar  dan  gugur  di  Ajnadin
sebagai syahid. 
4.  Umaimah binti Abdul Mutthalib, istri Jahsy bin Riab. Dari pernikahan ini
lahirlah  Abdullah  (yang  gugur  di  Uhud),  Abdun  yang  dikenal  dengan
Abu Ahmad al A’ma si Penyair, Zaenab (istri Rasulullah saw), Habibah,
Hamnah.  Mereka  semua  adalah  sahabat  Rasulullah  saw.  Demikian
pula Ubaidullah bin Jahsy pada mulanya masuk Islam, tetapi kemudian
masuk Kristen dan meninggal di Etheopia dalam keadaan kafir.
5.  Barrah binti Abdul Mutthalib, istri Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin
Umar  bin  Makhzum.  Dari  pernikahan  ini  lahirlah  Abu  Salamah  yang
nama  aslinya  adalah  Abdullah.  Ia  adalah  suami  Ummi  Salamah
sebelum  diperistri  Rasulullah  saw.  Setelah  Barrah  diperistri  Abdul
Asad,  ia  dinikahi  Abu  Rahm  bin  Abdul  Uzzabin  Abu  Qois.  Dari
pernikahan ini lahirlah Abu Abrah bin Abu Rahm.
6.  Ummu Hakim al Baidha’ binti Abdul Mutthalib, istri Quraisy bin Rabiah
bin Habib bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Dari pernikahan ini lahirlah
Arwa binti Quraiz, ibu dari Utsman bin Affan ra.

Istri-Istri Rasulullah saw
1.  Khadijah binti Khuwailid
Wanita  pertama  yang  dinikahi  Rasulullah  SAW  adalah  Khadijah  binti
Khuwailid  bin  Asad  bin  Abdul  Uzza  bin  Qushay  bin  Kilab.  Saat  itu
Rasulullah  saw  berusia  25  tahun.  Tatkala  turun  wahyu  pertama  kali,
Khadijah  menjadi  wanita  yang  membenarkan  dan  mendukung Rasulullah
saw.  Ia  wafat  3  tahun  sebelum  hijrah.  Ada  riwayat  yang  menyebutkan  4
tahun sebelum itu dan ada pula yang menyebutkan 5 tahun sebelumnya.
2.  Saudah binti Zam’ah
Rasulullah saw juga menikahi Saudah binti Zam’ah bin Qois bin Abdu
Syams  bin  Abdu  Wud  bin  Nasr  bin  Malik  bin  Hisl  bin  Amir  bin  Luayyi.
Pernikahan  tersebut  dilakukan  Rasulullah  saw  di  Mekah  sebelum  beliau
hijrah  ke  Madinah.  Sebelum  dinikahi  Rasulullah  saw,  Saudah  adalah
seorang istri yang dicerai suaminya, yaitu Sakran bin Amr, saudara Suhail
bin  Amr.  Ketika  Rasulullah  saw  telah  menikahi  Aisyah,  Saudah
memberikan jatah hari gilirnya pada Aisyah.
3.  Aisyah binti Abu Bakar as Siddiq
Rasulullah  menikahi  Aisyah  binti  Abu  Bakar  as  Siddiq  di  Mekah  2
tahun sebelum hijrah. Ada riwayat yang mengatakan 3 tahun sebelum itu.
Saat  itu  ia  baru  berusia  6  tahun.  Ada  yang  menyebutkan  7  tahun.Tetapi
yang benar adalah 6 tahun. Rasulullah saw menggaulinya baru pada usia
9  tahun.  Pada  waktu  itu  Rasulullah  saw  di  Madinah  baru  7  bulan.  Ada
riwayat yang menyebutkan baru 18 bulan. Ketika Rasulullah raw wafat, ia
berusia  18  tahun.  Ia  juga  wafat  di  Madinah  tahun  58  Hijiyah  dan
dimakamkan  di  Baqi’  atas  wasiatnya.  Ada  riwayat  yang  menyebutkan
wafat   tahun  57  H,  tetapi  yang  benar  58  H.  Abu  Hurairah  ra  turut
menshalati  jenazahnya.  Rasulullah  saw  tidak  pernah  menikahi  gadis lain
selainnya.  Ada  riwayat  yang  menyebutkan  ia  pernah  keguguran,  tetapi
riwayat ini lemah. Julukannya adalah Ummu Abdillah.
4.  Hafshah binti Umar bin Khatthab ra
   Sebelum menjadi istri Rasulullah saw, Hafshah adalah istri  Hunais bin
Hudzafah,  salah  seorang  sahabat  yang  gugur  di  Perang  Badar.  Sebuah
riwayat  menyebutkan  bahwa  Rasulullah  saw  pernah  menceraikan
Hafshah,  namun  datanglah  Malaikat  Jibril  dan  berkata:“Sesungguhnya
Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah,
karena  ia  rajin  puasa,  shalat  malam  dan  kelak  akan  menjadi  istrimu  di
surga“.
Uqbah  bin  Amir  al-Juhani  meriwayatkan:  "Rasulullah  saw  menceraikan
Hafshah binti Umar, lalu kabar itu pun sampai ke telinga Umar. Lalu Umar
pun  menabur  kepalanya  dengan  tanah  dan  berkata  dengan  penuh
kesedihan: “Allah sudah tidak peduli lagi pada Umar dan putrinya setelah
peristiwa  ini.“  Lalu  turunlah  Malaikat  Jibril  dan  berkata:  “Sesungguhnya
Allah menyuruhmu (hai Muhammad) untuk rujuk kembali dengan Hafshah,
karena Dia menyayangi Umar.“
Hafshah wafat tahun 27. Ada riwayat yang menyebutkan wafat  tahun 28.
   5.  Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Nama aslinya adalah Ramlah binti Shokhr bin Harb bin Umaiyyah bin
Abdu  Syams  bin  Abdu  Manaf.  Hijrah  bersama  suaminya,  Ubaidullah  bin
Jahsy  ke  Habasyah.  Suaminya  berpindah  agama  menjadi  Kristen,
sementara  ia  tetap  pada  keislaman.  Rasulullah  saw  menikahinya  saat  ia
masih  di  Habasyah.  Negus,  raja  Habasyah  saat  itu  memberikan  mas
kawin  atas  nama  Rasulullah  saw  senilai  400  dinar.  Rasulullah  saw
mengutus  Amr  bin  Umayyah  ad  Dhomari  untuk  mengurus  pernikahan  ini
ke Habasyah. Bertindak sebagai wali nikah adalah Usman bin Affan. Ada
riwayat  yang  menyebutkan  Khalid  bin  Said  bin As. Ummu Habibah wafat
tahun 44 H.
6.  Ummu Salamah
    Nama  aslinya  adalah  Hindun  bin  Abu  Umayyah  bin  Mughirah  bin
Abdullah  bin  Umar  bin  Makhzum  bin  Yaqadzh  bin  Murrah  bin  Ka’b  bin
Luayyi bin Ghalib. Sebelum menjadi istri Rasulullah saw, Ummu Salamah
adalah istri  Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah
bin  Umar  bin  Makhzum,  salah  seorang  sahabat  Rasulullah  saw.  Ummu
Salamah  wafat  tahun  62  Hijriah  dan  dimakamkan  di  Baqi’,  Madinah.  Ia
adalah  istri  Rasulullah  saw  yang  paling  akhir  wafatnya.  Tetapi  ada  yang
menyebutkan bahwa yang paling akhir adalah Maimunah.
7.  Zaenab binti Jahsy
    Zaenab  adalah  puteri  Jahsy  bin  Riab  bin  Ya’mur  bin  Shabirah  bin
Murrah  bin  Kabir  bin  Ghanm  bin  Dudan  bin  Asad  bin  Khuzaimah  bin
Mudrikah  bin  Ilyas  bin  Mudhar  bin  Nizar  bin  Muad  bin Adnan, puteri bibi
Rasulullah saw, Umamah bin Abdul Mutthalib. Sebelumnya ia adalah istri
Zaid  bin  Harisah,  mantan  budak  Rasulullah  saw  yang  telah
menceraikannya.  Kemudian  Allah  pun  menikahkan  Rasulullah  saw
dengannya  langsung  dari  langit,  tiada  seorang  pun  yang
mengakadkannya.  Sebuah  riwayat  sahih  menyebutkan  bahwa  beliau
berkata pada istri-istri Nabi yang lain: “Kalian dinikahkan oleh ayah-ayah
kalian,  sementara  aku  dinikahkan  langsung  oleh  Allah  dari  atas  langit
ketujuh.“ Ia wafat di Madinah pada tahun 20 H dan dimakamkan di Baqi’ 
8-  Zainab binti Khuzaimah
    Zaenab  putri  Khuzaimah  bin  al-Harits  bin  Abdullah  bin  Amr  bin  Abdu
Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah. Dijuluki “ibu orang-
orang  miskin“  karena  kedermawanannya  terhadap  orang-orang  miskin.
 Sebelumnya menikah dengan Rasulullah saw ia adalah istri Abdullah bin
Jahsy.  Ada  riwayat  yang  mengatakan  ia  istri  Abdu  Thufail  bin  al-Harits,
tetapi  pendapat  pertama  adalah  yang  sahih.  Ia  dinikahi  Rasulullah  saw
pada tahun ke 3 H dan hidup bersamanya selama dua atau tiga bulan.
9.  Juwairiyah binti al-Harits
    Juwairiyah  putri  al-Harits  bin  Abi  Dhirar  bin  Habib  bin A’idz  bin  Malik
bin  al-Musthalik  al-Khuzaiyah.  Ia  sebelumnya  adalah  tawanan  perang


pada perang bani Musthalik dan menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syimas.
Tsabit  lalu  menawarkan  pembebasannya  dengan  syarat  ia  dapat
membayar tebusannya. Kemudian Rasulullah saw membayar tebusannya
dan menikahinya di tahun 6 H. Ia wafat pada bulan Rabiul Awal tahun 56
H.
10.  Shafiyyah binti Huyay
     Shafiyyah  binti  Huyyay  bin  Akhtab  bin  Abi  Yahyabin  Kaab  bin  al-
Khazraj  an-Nadhriyyah  keturunan  dari  Nabi  Harun  bin  Imran  –saudara
nabi Musa- alaihimassalam. Menjadi tawanan pada perang Khaibar tahun
7 H. Sebelummya ia adalah istri Kinanah bin Abi al-Huqaiq yang dibunuh
atas  perintah  Rasulullah  saw.  Nabi  saw  membebaskan  Shafiyyah  dan
menikahinya  serta  menjadikan  pembebasannya  sebagai  mas  kawinnya.
Wafat pada tahun 30 H atau menurut riwayat lain tahun 50 H.
11.  Maimunah binti al-Harits
      Maimunah  binti  al-Harits  bin  Hazn  bin  Bujair  bin  al-Harm  bin
Ruwaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’a bin Muawiyah bibi
dari  Khalid  bin  Walid  dab  Abdullah  bin  Abbas.  Rasulullah  saw
menikahinya  di  tempat  yang  bernama  Sarif  suatu  tempat  mata  air  yang
berada  sembilan  mil  dari  kota  Mekah.  Ia  adalah  wanita  terakhir  yang
dinikahi oleh Rasulullah saw. Wafat di Sarif pada tahun 63 H.
Inilah  istri-istri  Rasulullah  saw  berjumlah  sebelas  orang,  sementara
terdapat tujuh orang lagi yang beliau nikahi, tetapi tidak beliau gauli. 

Bersambumg ke Bag.3

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Tulis e-mail anda di sini