Sabtu, 15 September 2012

Sejarah Rosululloh saw Bag.3 ( Pembantu-pembantu, Beberapa hewan tunggangan, Senjata-senjata, dan ciri-ciri Rosululloh saw )

Pembantu-Pembantu Rasulullah SAW
-Anas bin Malik bin Nadhr al Anshari ra,
- Hindun dan Asma’  yang keduanya putra Haritsah al Aslami,
 -Rabiah bin Ka’b al Aslami. 
-  Abdullah  bin  Mas’ud  yang  dikenal  sering  membawakan  sandal
Rasulullah  saw.  Jika  beliau  hendak  pergi  Abdullah  membantu
mengenakannya,  bila  beliau  duduk  Abdullah  memegang  di  tangannya
hingga beliau akan beranjak pergi.
-Uqbah  bin  Amir  al  Juhani  yang  senantiasa  setia  menuntun  bagal
(peranakan kuda dan keledai) beliau dalam perjalanan.
-Bilal bin Rabah, yang biasa bertugas adzan.
-Saad, bekas budak Abu Bakar as Shiddik.
-Dzu  Mihmar,  keponakan  Raja  Najasyi.  Ada  riwayat  yang  menyebutkan 
namanya Mihbar.
-Bukair bin Suddakh al Laytsi. Ada yang menyebut namanya Bakr
-Abu Dzar al Ghifari
Budak-Budak yang Beliau Bebaskan
-Zaid bin Haritsah bin Surahbil al Kalbiy, 
-  Usamah  bin  Zaid,  putra  Zaid  bin  Haritsah,  sehingga  Usamah  disebut
kekasih  putra  kekasih.(  Usamah  putra  Zaid,  dan  keduanya  disayangi
Rasulullah saw).
-Tsauban bin Bujdad, dia keturunan Yaman
-  Abu  Kabsyah,  lahir  di  Mekah.  Dalam  riwayat  lain,  disebutkan  namanya
Sulaim, dan lahir di Daus. Beliau gugur dalam Perang 
Badar.
- Anasah, lahir di Suroh
- Shaleh
- sukron
- Rabah
- Aswad
- Yusar
- Nubiy
- Abu Rafi, ada yang menyebut Ibrahim. Sebelumnya dia adalah budak al-
Abbas, lalu dihadiahkan kepada Rasulullah SAW dan beliau bebaskan
- Abu Muwaihibah, yang lahir di Muzainah
- Fadhalah, tinggal di Syam 
-  Rafi’.  Dahulu  dia  adalah  budak  Said  bin  al-As  yang  diwariskan  kepada
putera-puteranya.  Di  antara  mereka  ada  yang  membebaskan,  ada  pula
yang menahannya. Lalu datanglah Rafi kepada Rasulullah SAW meminta
pertolongan  untuk  dibebaskan,  lalu  beliau  bebaskan.  Sehingga  dia
berkata: “Saya adalah budak yang dibebaskan RasulullahSAW.”
 - Mid’am,
- Aswad, yang diperoleh Rasulullah SAW dari Rifa’ah bin Zaidal Judzami.
Dia lahir di Hisma dan terbunuh di Lembah Qura.
 -  Kirkirah,  dahulu  ia  adalah  pelayan  Rasulullah  saw  bila  beliau  dalam
perjalanan
- Zaid, kakek Hilal bin Yasar bin Zaid
- Ubaid
- Thahman alias Kaisan alias Mihran alias Dzakwan alias Marwan
- Ma’bur al Qibti, Rasulullah saw mendapatkannya dari al Muqouqis
- Waqid, Abu Waqid, Hisyam, Abu Dhumairah, Hunain, Abu ‘Ashib( nama
aslinya Ahmar), dan Abu Ubaid.
- Safinah, dulu ia budak Umi Salamah, istri Rasulullah saw. Lalu oleh Umi
Salamah  ia  dibebaskan  dengan  syarat  ia  harus  menjadi  pelayan
Rasulullah  saw  selama  hidupnya.Ia  pun  berkata  kepada  Umi  Salamah:
“Sekalipun  Engkau  tidak  memeberi  syarat  tersebut,  aku  tidak  ingin
berpisah dengan Rasulullah saw.
Itu  para  budak  yang  dikenal  dalam  sejarah,  bahkan  ada  yang
menyebutkan jumlah mereka mencapai 40 orang.
Sementara  dari  kalangan  budak  wanita  yang  beliau  bebaskan,
diantaranya adalah:
-Salma Ummu Rafi,
-  Barakah  Ummu  Aiman,  dia  diperoleh  Rasulullah  saw  sebagai  warisan
dari ayah beliau. Dia adlah ibu Usamah bin Zaid
- Maimunah binti Saad
-Khadirah
-Radwa

Beberapa Hewan Tunggangan Rasulullah SAW
Kuda
Kuda  pertama  yang  dimiliki  Rasulullah  SAW  bernama  as-Sakb.  Beliau
membelinya  dari  seorang  Arab  Baduwi  dari  Bani  Fazarah  seharga  10
uqiyah  (mata  uang  zaman  dahulu).  Saat  dimiliki  penjualnya,  ia  bernama
ad  Dharis,  lalu  oleh  Rasulullah  saw  diganti  dengan  as-Sakb.  Kuda
tersebut  memiliki  warna  putih  di  kaki  dan  kepalanya  sebelah  kanan.  Itu
adalah kuda pertama Rasulullah saw yang digunakan di medan perang.Ia
memiliki pakaian dari kulit. Suatu saat Rasulullah saw lomba pacuan kuda,
dan beliau mengendarainya lalu beliau  menang. Karena itu beliau senang
padanya. 
-Al Murtajaz.  Rasulullah saw membelinya dari seorang Arab Baduwi yang
disaksikan oleh Khuzaimah bin Tsabit. Baduwi tersebut  dari Bani Murrah. 
Sahl  bin  Saad  as  Saidi  berkata:“Rasulullah  saw  memiliki  tiga  ekor  kuda
yang  kupelihara,  yaitu:  Lizaz,  Dharib,  dan  Luhaif.  Adapun  Lizaz  adalah
hadiah  dari  al  Muqoiqis;  sedangkan  Luhaif  hadiah  dari  Rabiah  bin  Abi
Bara,  yang  dibalas  Rasulullah  saw  dengan  beberapa  baju  kulit dari Bani
Kilab; dan Dharib adalah hadiah dari Farwah bin Amr al Judzami. 
- Al Wardu. Ini adalah hadiah dari Tamim ad Dari. Lalu diberikan kepada
Umar. Beberapa saat kemudian oleh Umar kuda tersebut dijual
Bagal dan Himar
Disamping kuda, Rasulullah saw memiliki bagal yang beliau kendarai saat
bepergian.  Rasulullah  saw  biasa  menumbuk  gandum  sebagai  makanan
bagal  tersebut.Bagal  yang  bernama  Duldul  tersebut  masih  hidup
sepeninggal Rasulullah saw, hingga tanggal gigi-giginya.Hingga akhirnya
ia meninggal di Yanbu’.
Adapun  Himar  Rasulullah  saw  yang  bernama  Ufair  meninggal  saat  haji
Wada’.
Unta perahan
Rasulullah saw juga memiliki 20 Unta perahan yang dibiarkan berkeliaran
di  hutan.  Setiap  malam  diperah  susunya  hingga  terkumpul  2  geriba
(tempat  susu  dari  kulit)  yang  besar.  Diantara  unta-unta  tersebut  ada
beberapa unta yang deras susunya, yaitu: al-Hanna, as-Samra’, al-Urais,
as-Sa’diyah,  al-Baghum,  al-Yasirah,  dan  ar-Rayya.  Ada  unta  yang
bernama  Burdah,  hadiah  dari  ad-Dahhak  bin  Sofyan,  yang  juga  deras
perahan  susunya.  Adapula  yang  bernama  Mahrah  dan  as-Saqra’
merupakan  kiriman  dari  Sa’d  bin  Ubadah.  Dua  unta  tersebut  adalah
kendaraan terbagus dari Bani Uqail.
Adapula  yang  bernama  al’Adhba’  yang  dibeli  oleh  Abu  Bakar  dari  Bani
Harisy  seharga  800  dirham.  Lalu  oleh  Rasulullah  saw  dibeli  dengan  400
dirham. Unta tersebut dikendarai saat hijrah ke Madinah. Saat beliau tiba
di  Madinah,  unta  itu  merupakan  tunggangan  yang  terbaik.  Itulah  yang
disebut al-Qoswa, terkadang disebut al-Jad’a. Karena menyusahkan kaum
muslimin, maka diikat agar tidak berontak lari.
Kambing
Rasulullah  saw  memiliki  tujuh  ekor  kambing  pemberian  orang,  yang
bernama: Ujrah, Zamzam, Suqya, Barakah, Warsah, Athlal, dan Athraf.
Disamping itu beliau memiliki 100 ekor kambing yang lain.

Senjata-senjata Rasulullah saw
-Beliau memiliki 3 tombak yang diperoleh dari Bani Qoinuqa.
-Rasulullah  saw  juga  memiliki  3  busur  panah,  masing  masing  bernama:
Rauha’, Sauhath, dan si Kuning (karena berwarna kuning).
-Beliau memiliki perisai yang terdapat ukiran kepala kambing. Beliau tidak
menyukainya.  Maka  keesokan  harinya  Allah  menghilangkan  ukiran
tersebut.
-Pedang beliau yang bernama Dzul Fikar didapatkan saat perang Badar.
Pada  saat-saat  Perang  Uhud,  beliau  bermimpi  tentang  pedang  itu.  Dulu
pedang tersebut milik Munabbih bin Hajjaj as Sahmi. Disamping itu beliau
memiliki  3  pedang  dari  Bani  Qoinuqa’,  yaitu:  Pedang  dari  timah  putih,
Pedang yang bernama Battar, dan Pedang yang bernama al Hatf.
Beliau  juga  memiliki  pedang  yang  diberi  nama  mikhdam  dan  rasub  yang
diperoleh dari penghancuran fulus nam sebuah berhala suku Thay.
Anas  ra  berkata:  “Sarung  dan  pegangan  pedang  serta  untaian  rantai
pedang Rasulullah saw terbuat dari perak.”
Rasulullah saw memperoleh dari senjata Bani Qainuqa du buah baju besi
yang diberi nama as-Sa’diyah dan Fiddhoh.
Muhammad  bin  Salamah  meriwayatkan:  “Saya  melihat  Rasulullah  saw
pada perang Uhud mengenakan dua baju besi yang bernama zat al-fudhul
dan  fidhoh  dan  pada  perang  khibar  mengenakan  zat  al-fudhul  dan  as-
sa’diyah.”


Ciri-Ciri Rasulullah saw
Anas  bin  malik  ra  berkata:  “Abu  Bakar  as-Shiddik  ra  jika  melihat
Rasulullah saw datang, ia melantunkan sair:
Orang jujur, pilihan Allah, mengajak pada kebaikan
Habis gelap, terbitlah terang
Abu Hurairah ra berkata: Umar bin Khattab melantunkan syair Zuhair bin
Abi Salma, (seorang Penyair Jahiliah) berisi tentang pujian pada Harim bin
Sinan:
Andai boleh kuserupakan dengan benda
Kau adalah penerang di bulan purnama
Lalu  Umar  dan  teman-teman  duduknya  berkata:  “Itulah  Rasulullah  saw,
tiada seorang pun menyerupainya“
Ali bin Abi Thalib berkata:
“Warna  kulit  Rasulullah  saw  putih  kemerah-merahan;  matanya  sangat
hitam; rambut dan jenggotnya sangat lebat; halus bulu dadanya; lehernya
bagai teko dari perak; dari dada atas hingga pusarnya terdapat bulu yang
memanjang seperti pedang, tidak terdapat bulu lain di perut dan dadanya
selain  itu;  telapak  tangan  dan  kakinya  tebal;bila  berjalan,  melakukannya
dengan cepat seakan-akan menuruni sebuah bukit; bila menoleh, menoleh
dengan  seluruh  badannya;  keringatnya  bagai  mutiara  dan  baunya  lebih
harum  dari   wangi  minyak  kasturi;  tidak  tinggi  dan  tidak  pendek;  tidak
berkata buruk dan jahat; tak pernah aku menjumpai orang sepertinya.“
Dalam  riwayat  lain:  di  antara  pundaknya  terdapat  tanda  kenabian  yang
juga  dimiliki  nabi-nabi  yang  lain;  sangat  dermawan,  pemaaf,  jujur  tutur
katanya, menepati janji, lembut perangainya, mulia pergaulan, orang yang
melihatnya pasti akan segan padanya, dan siapa yang bergaul dengannya
pasti  akan  mencintainya.  Yang  pernah  melihatnya  mengatakan:   tak
pernah aku menjumpai orang sepertinya.“
Al-Barra’ bin Azib berkata: Postur tubuh Rasulullah SAW sedang, dadanya
bidang;  rambutnya  panjang  hingga  telinga  bawah;  aku  melihatnya
mengenakan pakaian merah, tak pernah kulihat orang setampan dia“
Ummu Ma’bad al Khuzai berkata: "Rasulullah SAW adalah sesosok lelaki
yang  tampan;  bersinar  wajahnya;  baik  akhlaknya;  perutnya  tidak  gendut;
tidak  kecil  kepalanya;  hitam  matanya  sangat  hitam;  bulu  matanya  lebat
dan  lentik;  suaranya  berwibawa;  lehernya  bersih  bersinar;  jenggotnya
lebat;  alisnya  tipis  memanjang  dan  bersambung  satu  dengan  yang  lain;
jika diam berwibawa; jika berbicara, tutur katanya indah; sedap dipandang
dari  jauh  maupun  dari  dekat;  manis bicaranya, jelas, tidak terlalu singkat
dan  tidak  bertele-tele;  bahkan  seperti  untaian  mutiara.  Postur  tubuhnya
sedang;  tidak  terlalu  tinggi,  atau  terlalu  pendek  sehingga  diremehkan
orang  lain,  paling  tampan  diantara  siapapun.  Cabang  diantara  dua
cabang;  paling  tampan  diantara  siapapun,  dan  terhormat.  Dia  memiliki
para  sahabat  yang  senantiasa  bersamanya,  mereka  diam  bila  beliau
berbicara, dan segera bergerak bila dia memerintahkan sesuatu. Dia tidak
pernah terlihat cemberut atau menampakkan muka sebagai orang bodoh.          
Anas bin Malik al Anshari ra  menyebutkan ciri-ciri Rasulullah saw dengan
perkataannya: “Rasulullah saw perawakannya sedang. Tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu pendek. Mukanya bercahaya tidak putih sekali dan tidak
coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus tetapi bergelombang.”
Hind  bin  Abi  Halah  berkata:  “Rasulullah  SAW  mulia  dan  dimuliakan.
Mukanya  bersinar  seperti  bulan  purnama.  Lebih  tinggi  dari  orang  yang
sedang tingginya dan lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepalanya
besar,  rambutnya  bergelombang,  jika  disisir  akan  tertata  bagus  jika
dibiarkan rambutnya tidak melebihi daun telinganya. Mukanya bercahaya,
keningnya  lebar,  alisnya  tipis  memanjang,  lebat  tidak  menyambung,
diantara  alisnya  urat  yang  mengeluarkan  keringat  ketika  beliau  marah.
Hidungnya  mancung  bercahaya.  Jenggotnya  tebal.  Hitam  bola  matanya
sangat pekat. Pipinya rata dan halus. Mulutnya lebar, giginya putih bagus
dan  renggang.  Memiliki  bulu  halus  yang  memanjang  dari  dada  sampai
pusar.  Lehernya  seperti  leher  boneka  yang  berkilau  bagaikan  perak.
Perawakannya  sedang,  berbadan  besar  dan  berisi,  dada  dan  perutnya
rata,  dadanya  bidang.  Badannya  putih  terdapat  bulu  halus  yang
memanjang  seperti  garis  dari  dada  sampai  pusarnya, tidak terdapat bulu
lain di dada dan perutnya selain itu. Tangan dan pundaknya berbulu lebat.
Dadanya lebar, lengan tangannya panjang, telapak tangannya lebar. Kulit
telapak  tangan  dan  kakinya  tebal.  Jari-jarinya  bagus,  ruas  jarinya  lurus.
Lekukan telapak kakinya dalam, bagian atas telapak kakinya sangat rata
dan  halus.  Melangkah  dan  berjalan  tidak  cepat  dan  tidak  pelan.  Kadang
 berjalan  cepat  seakan-akan  sedang  menuruni  bukit.  Jika  menoleh,
menoleh  dengan  seluruh  badannya.  Selalu  menundukkan  pandangan,
lebih  sering  memandang  ke  bawah  dari  pada  ke  atas,  tatapannya  lebih
banyak  tatapan  yang  memperhatikan.  Menggiring  para  sahabatnya  dan
memulai salam kepada siapa saja yang ditemuinya.” 

Bersambung ke Bag.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini

Tulis e-mail anda di sini